REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan, sebanyak 193 bendungan memerlukan perbaikan. Kondisinya yang rusak membuat fungsi pencegahan banjir saat musim hujan tak bisa maksimal. Menurut dia, selain berfungsi mencegah banjir saat musim hujan, bendungan juga menjadi sumber utama pengairan saat musim kemarau.
"Total sebanyak 425 bendungan ada di Jatim yang merupakan peninggalan zaman Belanda, tapi 193 bendungan di antaranya rusak dan butuh perbaikan," ujarnya, Ahad (21/8).
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengaku telah dua kali melakukan presentasi di depan Menteri Koordinator Perekonomian terkait masalah ini, namun sampai sekarang belum ada tanggapan.
"Bahkan, saya sudah menyampaikannya langsung ke Presiden RI Joko Widodo. Semoga segera bisa diperbaiki agar banjir tak terus mengancam," ucapnya.
Memperbaiki bendungan, kata dia, dinilai merupakan opsi yang murah dibandingkan membangun bendungan baru. Diperkirakan, perbaikan bendungan lama membutuhkan Rp325 miliar, sedangkan jika membuat baru per bendungan membutuhkan anggaran hingga triliunan.
Mantan Sekdaprov Jatim itu berharap perbaikan bendungan ini bisa menjadi fokus pemerintah pusat dan diharapkan bisa dianggarkan untuk tahun 2017.
Selain itu, lanjut dia, untuk mengatasi minimnya jumlah bendungan yang ada, pihaknya saat ini hanya mengandalkan embung-embung kecil yang dibangun di berbagai wilayah, meski belum bisa menjadi solusi jika hujan turun cukup lebat. Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mencontohkan peristiwa banjir di Trenggalek beberapa hari lalu yang saat itu salah satu faktornya terjadi karena air cepat meluap akibat tak tersedianya bendungan.
"Khusus di sana, Pemprov juga mengusulkan adanya pembuatan pintu-pintu air baru sehingga air tak cepat mengalir dan meluap," katanya.