REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri menghadiri acara malam penutupan Jambore Nasional di Bumi Perkemahan Cibubur, Sabtu (20/8) malam. Namun, saat ditanya soal perkembangan Pilkada DKI Jakarta, Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut hanya bungkam.
Megawati sempat ditemui wartawan sebanyak dua kali. Pada momen pertama, ia ditemui di Gedung Trisatya sebelum memasuki lokasi acara malam penutupan Jambore Nasional Pramuka ke-10 tersebut.
Pantauan Republika, Ia memasuki Gedung Trisatya tepat pukul 19.00 WIB dengan mengenakan baju pramuka. Di dalam gedung itu ia sempat berbincang dengan Ketua Kwarnas Adhyaksa Dault. Namun, saat ingin menuju lokasi acara, ia hanya bungkam dan enggan memberikan komentar apapun. Bahkan, saat itu salah satu pengawalnya telah mewanti-wanti untuk tidak menanyakan persoalan Pilkada DKI.
"Tidak dorstop ya, jangan tanya soal Pilkada," ucap seorang pria yang mengawal Mega saat ingin menuju lokasi acara.
Megawati menuju acara tersebut untuk menerima penghargaan tertinggi pramuka yaitu Lencana Tunas Kencana. Namun, usai menerima penghargaan itu, untuk kedua kalinya Megawati langsung berjalan masuk ke dalam mobilnya.
Saat itu, Megawati sempat keluar dari mobilnya yang berwarna hitam tersebut. Namun, saat itu ia hanya menemui salah satu anggota pramuka yang menyandang disabilitas. Setelah menyalami penyandang disabilitas tersebut, Megawati pun kembali masuk ke dalam mobil meskipun wartawan sudah bertanya padanya termasuk soal Pilkada DKI Jakarta.
Setelah mendapat pengawalan ketat dari anggota pramuka, Megawati akhirnya meninggalkan lokasi acara bersama Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. Acara malam penutupan Jambornas pun dilanjutkan.
Untuk diketahui, langkah politik PDIP dalam menghadapi Pilkada pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2017 saat ini masih ditunggu. Pasalnya, PDIP diindikasikan mau mendukung calon petahan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Padahal, sebelumnya PDIP mengaku mempunyai banyak kader yang lebih baik dari Ahok.
Perkembangan terakhir, PDIP memang diisukan akan mendeklarasikan Ahok dan Djarot sebagai pasangan calon Pilkada DKI 2017, namun itu pun ternyata belum terwujud. Ini karena pengurus daerah PDIP Jakarta menyatakan sikap ketidaksukaan terhadap sikap arogan Ahok.