REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Hari ini Gerakan Indonesia Memilih (GIM) mendeklarasikan diri di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC). Gerakan tersebut memiliki misi secepat mungkin melahirkan pemimpin berjiwa Pancasila demi keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salah satunya yakni dengan melakukan sosialisasi cara memilih pemimpin atau pejabat negara yang baik dan benar, demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. Gerakan tersebut mengajak rakyat Indonesia memilih pemimpin yang Pancasilais untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
Hingga kini Indonesia dinilai semakin jauh dari karakter asli bangsa. Salah satu deklarator Gerakan Indonesia Memilih Happy Trenggono mengatakan karakter bangsa Indonesia adalah bicara tentang kewajiban, bukan hak seperti yang dipakai di barat. “Itu yang membuat Indonesia yang kaya sumber daya gagal membangun hingga saat ini. Sementara Cina membangun dan berhasil. Inggris membangun dan berhasil. Bahkan Singapura membangun dan berhasil,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/8).
Happy menyebut keberhasilan negara-negara tersebut lantaran mereka membangun dengan karakter, sedangkan Indonesia tidak. “Dan pada akhirnya semua sumber daya alam Indonesia dinikmati oleh bangsa asing. Maka marilah kita kembali kepada karakter bangsa kita,” kata dia.
Gerakan tersebut dideklarasikan oleh Jend (Purn) Djoko Santoso, Heppy Trenggono, Mayjend (Purn) Prijanto, dan M Hatta Taliwang. Acara ini juga dihadiri dan didukung oleh beberapa tokoh seperti Ramli Kamidin, Muchtar Efendi Harahap, Batara Hutagalung, Iskandarsyah Siregar, Ferdinand Hutahaen, dan banyak tokoh dari berbagai organisasi massa (ormas).