REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA –- Puncak Gunung Slamet di Jawa Tengah yang memiliki ketinggian 3.428 meter dpl, pada Rabu (7/8), tidak lagi sepi. Puncak gunung itu diramaikan para pendaki yang merayakan HUT Ke-71 RI. Berdasarkan data di pos pendakian Dusun Bambangan Purbalingga, ada lebih dari 1.550 orang yang mencatatkan diri melakukan pendakian. Padahal, ada juga pendaki yang lain yang melakukan pendakian melalui jalur lain.
“Mereka bersama-sama memperingati HUT ke-71 Kemerdekaan RI di punca Slamet dengan mengibarkan bendera merah putih dalam beberapa kelompok,'' jelas Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno, Rabu (17/8).
Dia menyebutkan, para pendaki yang memperingati HUT Kemerdekaan RI di puncak Slamet melalui jalur pendakian pos Bambangan, mulai melakukan pendakian secara bergelombang sejak Senin (15/8) hingga Selasa (16/8). Mereka mendaki secara berkelompok, sehinggga jalur pendakian melalui jalur tersebut menjadi cukup ramai.
Agus (20 tahun), salah seorang pendaki asal Bekasi mengaku melakukan pendakian ke puncak Slamet bersama sembilan temannya. ''Kami memilih melakukan pendakian melalui jalur Bambangan karena dinilai paling aman. Jalurnya sudah sering dilalui dan penunjuk arahnya lumayan lengkap,'' katanya.
Dia mengaku ingin memperingati HUT RI di puncak gunung Slamet, karena ingin mendapatkan pengalaman berbeda saat memperingati HUT Kemerdekaan RI. ''Ada sensasi yang berbeda ketika mengibarkan dan memberi hormat pada Bendera Merah Putih. Kita juga bisa merasakan kebesaran Tuhan di puncak gunung Slamet,'' katanya.
Prayitno menyebutkan, selama masa pendakian Senin (15/8)-Selasa (16/8), pihaknya telah meminta semua petugas SAR untuk bersiaga di pos Bambangan. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kalangan pendaku.
''Kita memang sempat mendapat kabar adanya seorang pendaki yang terjatuh saat berada di kawasan non vegetasi puncak Slamet. Namun setelah kita lakukan pengecekan ke masing-masing pimpinan kelompok yang melakukan pendakian, tidak ada yang menyatakan anggotanya mengalami musibah,'' jelasnya.