REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Polemik sedang mengemuka soal status kewarganegaraan menteri ESDM yang belum lama ini dilantik, Arcandra Tahar. Namun, menurut Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Totok Daryanto, persoalan tersebut tak perlu dibahas lebih lanjut. Ia beranggapan hal itu hanya memunculkan kegenitan politis.
“Rasanya tidak bijak mempersoalkan kewarganegaraan Arcandra. Dia asli kelahiran Minang berarti asli putra Indonesia. Dia anak hebat, jenius, kita butuh orang seperti dia,” ujar Totok dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (15/8).
Andaikan benar Arcandra masih berstatus warga negara asing (WNA), maka yang perlu dilakukan adalah membujuk dia agar mau kembali menjadi WNI.
“Kita ajak membangun negeri kita yang sedang terpuruk ini,” sambung Totok.
Dia bahkan menghubungkan kepiawaian Arcandra untuk membenahi sektor minyak dan gas (migas) dalam negeri. Menurut Totok, pemilik paten terkait teknik kilang minyak lepas pantai itu sudah menunjukkan tekad perjuangan membangun Indonesia. Buktinya, pekerjaan Arcandra yang bergaji cukup besar ditinggalkannya begitu ditunjuk sebagai menteri.
“Sementara di sini sebagian besar rakyat frustrasi melihat sektor migas kita amburadul, dan kalau kehadiran Thahar tidak membawa pengaruh kemajuan yang signifikan, dia akan dihujat orang dari Sabang sampai Merauke.”