Kamis 11 Aug 2016 20:13 WIB

PGRI Kecewa Atas Penganiayaan Guru di Makassar

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
konsultasi orangtua murid dengan guru (ilustrasi).
Foto: Republika/Amin madani
konsultasi orangtua murid dengan guru (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) mengaku sangat kecewa, marah dan sedih atas terjadinya penganiayaan guru di SMK Negeri 2 Makassar oleh orang tua siswa. Pelaksana Tugas Ketua Umum (Plt Ketum) PB PGRI, Unifah Rasidi yakin masalah ini bukan karena kesalahan guru.

“Itu kan sedang mengajar. Jadi itu kan guru baik-baik mengingatkan anaknya tapi ayah dan anaknya malah memukul. Intinya PGRI menyesalkan, marah dan kecewa atas tindakan orang tua,” kata Unifah saat dihubungi wartawan, Kamis (11/8). Dia tidak tahu mengapa masih banyak masyarakat tertentu yang melecehkan profesi dan martabat guru.

Menurut Unifah, PGRI setempat bersama ribuan guru telah membantu kasus ini. Bahkan, tindakan ini pun mendapatkan dukungan dari para siswa yang melakukan long march bersama pada Kamis pagi demi berjalannya proses hukum dengan baik. PGRI juga menegaskan, kasus ini harus dibawa ke proses hukum. Dia ingin pelaku pemukulan guru dihukum sesuai dengan ketentuan berlaku.

Dalam pandangan Unifah, orang tua terkait jelas salah memahami aturan perlindungan anak. Hal ini pun menyebabkan dirinya bertindak di luar batas terhadap guru hanya karena atas nama kasih sayang. Padahal, dia menegaskan, guru sudah seharusnya dihormati terutama dari anak didiknya.

Atas terjadinya kasus ini, PB PGRI mengimbau masyarakat menghormati guru di sekolah. Kalau tidak percaya guru, lebih baik mereka mendidik anaknya sendiri. “Kita gak memprediksi pikiran orang. Yang kita minta adalah penyadaran bahwa sebenarnya guru, masyarakat dan orang tua adalah tiga pusat dalam pendidikan. Kalau ada masalah dibicarakan, jangan main hakim sendiri,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement