Senin 08 Aug 2016 21:45 WIB

Dubes: Pelaku Penculikan Pelaut Indonesia Belum Diketahui

 Pemerintah Indonesia diwakili TNI menjemput 4 (empat) WNI Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Tunda TB Henry yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dari Pemerintah Filipina. (foto : Dok. Puspen TNI)
Foto: dok. Puspen TNI
Pemerintah Indonesia diwakili TNI menjemput 4 (empat) WNI Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Tunda TB Henry yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dari Pemerintah Filipina. (foto : Dok. Puspen TNI)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno menjelaskan pelaku penculikan pelaut Indonesia yang menjadi kapten kapal berbendera Malaysia sampai saat ini belum diketahui, termasuk dimana lokasi keberadaan korban.

"Kapten kapal tersebut bernama Herman. Belum ada informasi siapa pelaku penculikan tersebut. Dan juga belum diketahui dibawa kemana dia saat berada di wilayah Filipina," ucapnya di Gedung KBRI Kuala Lumpur, Senin, saat ditanya mengenai perkembangan kasus penculikan WNI pada Rabu (3/8) di perairan Malaysia di dekat negara bagian Sabah.

Namun demikian, lanjut dia, pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan pihak Malaysia dan Filipina terkait kasus tersebut dan berharap kasus ini dapat cepat tertangani. "Kami sudah melapor ke Jakarta dan semua pihak terkait sudah bergerak untuk mendalami masalah ini," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, adanya perjanjian bersama antara Indonesia, Malaysia dan Filipina dalam rangka menjaga perairan di wilayah perbatasan diharapkan makin memperkuat penanganan kasus tersebut.

Atas kejadian tersebut, Dubes Herman mengingatkan kepada WNI yang bekerja di kapal ikan di wilayah perbatasan Sabah ataupun Tawau untuk berhati-hati saat mencari ikan agar tidak menjadi korban penculikan.

"Para nelayan agar berhati-hati dalam melaksanakan pelayaran di laut yang menjadi perbatasan antara Malaysia dan Filipina," imbaunya.

Menurut dia, sampai saat ini belum ada pihak ataupun kelompok yang menyatakan sebagai pelaku penculikan tersebut. "Kita tidak tahu siapa pelakunya. Apakah Abu Sayyaf, atau kah orang lain. Ini belum pasti karena sampai sekarang tidak ada pernyataan dari pihak ataupun kelompok terkait penculikan tersebut," ucapnya.

Sementara itu, Dubes Herman menyampaikan pada awalnya terdapat tiga orang yang ada di kapal tersebut, namun dua orang di antaranya dipulangkan dengan harapan membawa uang tebusan sebesar 10 ribu ringgit yang diminta penculik.

"Karena tidak terjadi pembayaran, maka kapten kapal langsung di bawa ke daerah Filipina, dan selanjutnya dua orang tersebut menuju Sandakan dan kemudian melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian setempat. Dari laporan itulah kita mengetahui kejadian tersebut," ucapnya.

Adapun dua orang penumpang kapal yang sudah kembali yaitu seorang WNI dan seorang WN Malaysia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement