Kamis 04 Aug 2016 19:09 WIB

Kapolri: Konflik Agama Lebih Berbahaya dari Konflik Politik

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Achmad Syalaby
Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan konflik agama lebih berhaya daripada konflik politik dan ekonomi. Apalagi, Tito melanjutkan, konflik ekonomi dan politik dikemas dengan menggunakan isu-isu agama.

"Konflik atas nama Tuhan jauh lebih berbahaya dari pada konflik dengan motif politik ataupun ekonomi," ungkap Tito di kantor CDCC, Jakarta Pusat, Kamis (4/8).

Tito menambahkan konflik beratasnamakan agama ini juga kerap berujung pada aksi kekerasan dan teror. Padahal, menurut Tito, agama dibentuk untuk membangun nilai-nilai perdamaian.

Hingga saat ini, Tito melihat permasalahan toleransi masih terus terjadi di Indonesia. Tito mencontohkan beberapa kerusuhan yang disebabkan oleh permasalahan toleransi seperti kasus Tolikara, penolakan pembangunan rumah ibadah seperti masjid dan gereja di beberapa daerah serta kasus yang baru saja terjadi di Tanjung Balai.

Permasalahan toleransi ini menurut Tito juga dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang sudah mengalami demokrasi liberal. Sistem kebebasan yang dianut ini sekaligus memberi ruang kepada kelompok lain untuk bebas mengatakan ketidaksukaan atas sesuatu. Sehingga, jika tidak menjunjung toleransi maka akan sangat mungkin untuk memicu konflik.

Di usia Indonesia yang sudah menginjak angka 71 tahun ini, menurut Tito, sudah tidak semestinya permasalahan toleransi memecah perdamaian bangsa. Untuk itu, Tito menegaskan prinsip-prinsip dasar negara seperti Pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika harus kembali dibangkitkan untuk untuk mengatasi permasalahan toleransi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement