Rabu 03 Aug 2016 21:36 WIB

BNN Pertanyakan Motif Kontras

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso menunjukkan barang bukti narkotika saat konferensi pers di BNN, Jakarta, Senin (28/3).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso menunjukkan barang bukti narkotika saat konferensi pers di BNN, Jakarta, Senin (28/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menyayangkan sikap Kontras yang baru mengungkap kesaksian mendiang Freddy Budiman setelah eksekusi sudah dilakukan. Budi pun mempertanyakan motif di balik sikap LSM tersebut.

"Kenapa setelah Freddy dieksekusi baru dipublikasikan? Jadi kita dihadapkan pada permasalahan yang tidak bisa kita ungkap karena saksi kuncinya ada di Freddy Budiman," ujar Budi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (3/8).

(Baca juga: Komnas HAM: Jangan Sampai Penegakan Hukum Haris Jadi Sesat)

Seperti diketahui, Koordinator Kontras Haris Azhar mengaku pernah bertemu dengan Freddy Budiman pada 2014 lalu. Dalam pertemuan itu, Freddy, yang berstatus terpidana mati, membeberkan rahasianya menjalankan bisnis narkoba di Indonesia, yakni karena adanya bantuan dari oknum BNN, TNI dan Polri.

Namun begitu, informasi tersebut baru diungkap Kontras di hari-hari terakhir jelang eksekusi mati terhadap Freddy dilakukan. Lewat pesan broadcast, Kontras membuat tulisan yang berisi kronologi percakapan antara Haris Azhar, dengan mendiang terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman. Dalam percakapan yang konon terjadi pada 2014 itu, Freddy membeberkan keterlibatan sejumlah oknum pemerintah dalam bisnis narkobanya.

 

Tonton juga videonya: Kontras Sudah Lapor, Tapi Istana Diam

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement