Senin 01 Aug 2016 20:45 WIB

100 Pelabuhan Tikus Sumatra Rawan Penyelundupan Pakaian Bekas

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi - Pengungkapan penyelundupan pakaian bekas.
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Ilustrasi - Pengungkapan penyelundupan pakaian bekas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 100 pelabuhan di Pulau Sumatra rawan menjadi jalur penyelundupan tekstil dan barang bekas dari luar negeri ke Indonesia. Hal ini terungkap setelah Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membongkar sindikat penyelundupan tekstil dan pakaian bekas di Jakarta Timur, Jumat (29/7).

Sebanyak 2.216 bal baju bekas asal Jepang dan Korea Selatan tersebut diselundupkan ke Indonesia lewat jalur Pantai Timur Sumatra, hingga akhirnya sampai di tempat penimbunan di Jakarta.

Kabid Penindakan dan Penyidikan Dirjen Bea Cukai Kantor Wilayah Riau dan Sumatra Barat Abdul Karim, mengatakan kapal-kapal yang membawa barang itu bisa masuk ke Indonesia dengan mudah. Pasalnya, di Tembilahan saja jumlah pelabuhan tikus mencapai 100 lebih.

"Ada 100 pelabuhan tikus. Karena itu pengawasannya perlu ekstra dengan jumlah sumber daya manusia yang ada," kata Abdul saat mengikuti pengungkapan penyelundupan barang bekas di gudang Jalan Banjir Kanal Timur, Kelurahan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Senin (1/8).

Abdul yakin jumlah pelabuhan tikus lain di sepanjang jalur Pantai Timur Sumatra pun sama banyaknya. Saat ini, langkah yang dilakukan tim dari Dirjen Bea Cukai baru sebatas operasi patroli.

"Dari hasil pemeriksaan, barang-barang ini dikumpulkan di Malaysia, kemudian masuk ke daerah di Provinsi Riau lewat pelabuhan tikus," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Fadil Imran di tempat yang sama.

Barang kemudian dipindahkan ke kapal lain yang lebih di wilayah perairan Malaysia. Kapal-kapal kecil ini kemudian masuk ke pelabuhan-pelabuhan tikus di daerah Tembilahan, Provinsi Riau.

Dari sana, penyaluran berpindah lewat jalur darat dengan menggunakan truk. Truk-truk itu lalu mengambil jalur Pantai Timur Sumatera menuju pelabuhan Bakauheni, Lampung. Di sana mereka menyebrang ke Pulau Jawa di Pelabuhan Merak. Baru kemudian ditimbun di gudang di Cakung. "Barang-barang itu untuk disalurkan untuk dijual di daerah Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung," kata Fadil.

Dalam kasus ini, polisi menahan 12 tersangka, termasuk otak penyelundupan berinisial HS. Selain HS, mandor gudang dan asistennya serta enam sopir truk juga ditahan. Polisi juga menahan seorang buruh angkut dan seorang pedagang di Pasar Senen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement