Ahad 31 Jul 2016 22:19 WIB

Maju dalam Pilkada Aceh 2017, Zaini Abdullah Minta Doa Restu

Zaini Abdullah dan Nasaruddin siap maju pada Pemilihan Gubernur Aceh 2017.
Foto: dok
Zaini Abdullah dan Nasaruddin siap maju pada Pemilihan Gubernur Aceh 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Bakal calon Gubernur Aceh Zaini Abdullah memperkenalkan H Nasaruddin sebagai pasangannya untuk maju pada Pilkada 2017. Duet Zaini-Nasaruddin yang akan maju dalam Pilkada Aceh 2017 itu menamakan diri dengan singkatan "AZAN".

Dalam acara perkenalan itu Zaini Abdullah membacakan pidato bertajuk "AZAN: Seruan, Pengingat dan Ajakan Surat kepada Rakyat Aceh". "Banyak yang berkata, secara langsung pada saya, semestinya pada usia ini saya sebaiknya mundur dari hiruk pikuk dunia politik. Bukan tempatnya lagi bagi saya untuk seakan haus kekuasaan dan jabatan. Saya juga membaca banyak kritikan  di media dan komentar di media sosial," ujar Zaini Abdullah  di lokasi bekas Hotel Atjeh, Banda Aceh, Ahad (31/1).

Ia mengaku bersyukur dengan seluruh kritikan itu. Zaini menganggap kritikan itu saya anggap anugerah dari Allah SWT, yang senantiasa memperingatkan hambanya. "Tapi saya teringat seseorang, yang hingga akhir usianya tetap memegang teguh prinsip dan tujuan perjuangannya. Wali Nanggroe, Tgk Muhammad Hasan Tiro sejak deklarasinya di Gunung Halimon, hingga ditandatanganinya kesepakatan damai antara GAM dan Pemerintah Indonesia di Helsinki, tidak pernah mundur dari tujuan perjuangannya, menjaga Marwah dan memberikan kesejahteraan bagi rakyat Aceh," tegas Zaini Abdullah.

Zaini menuturkan, pada saat kaki Hasan Tiro menyentuh kembali tanah yang dibelanya, dia bersujud dan berkata “Saya telah kembali.” Sebelum wafat,  kata Zaini, Hasan Tiro berpidato di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Secara jelas dan tegas, kata dia, Hasan Tiro berkata “Biaya perang sangat mahal, tapi biaya merawat perdamaian jauh lebih mahal. Jagalah perdamain untuk kesejahteraan kita.”

Ia menegaskan tak mengejar jabatan dan kursi gubernur. "Jikalah jabatan yang saya inginkan, jikalah kursi Gubernur yang saya dambakan, tentu saya tidak akan berbaris bersama seorang yang keras seperti Wali Hasan Tiro," cetusnya. Menurut dia, bisa saja dirinya memilih jalan lain yang lebih aman dan nyaman.

"Tapi di saat usia dan tubuh saya masih muda, saya memilih menjadi bagian dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Perjanjian damai Helsinki sudah kita sepakati dan disanalah seluruh pijakan perjuangan saya pertaruhkan. Termasuk menjaga amanah Sang Wali untuk menjaga perdamaian. Kekuasaan bagi saya adalah kehormatan menjaga sebuah janji yang dipegang teguh hingga nafas terakhir. Dari sana seluruh kesungguhan dan perjuangan politik saya tempatkan," paparnya.

Zaini menambahkan, "Bisa saudaraku bayangkan, menitik air mata ini, bersimbah bersama kenangan menemani almarhum. Sesaat sebelum saya harus menandatangani surat pengunduran diri saya dari Partai Aceh. Partai yang didirikan sebagai pelanjut perjuangan menuju rakyat Aceh yang bermartabat dan sejahtera. Tapi jalan itu saya tempuh, saya tidak sedih karena saya harus mundur, saya justru merasa kehormatan saya dicabut paksa, kehormatan untuk tetap berada didalam garis perjuangan."

"Seakan terusir dari rumah sendiri, saya bungkus semua bekal nilai perjuangan dan melangkah keluar pagar. Tapi saat saya palingkan wajah untuk terakhir kalinya, saya katakan sebagaimana Wali ketika kembali dan menginjakkan kaki di Pidie… “Saya Sudah Kembali!” ungkap Zaini.

Pasangan AZAN  memohon doa dan restu kepada rakyat Aceh. Zaini menegaskan, keputusannya maju dalam Pilkada Aceh 2017 bukan  demi kekuasaan, bukan demi jabatan, apalagi demi harta kekayaan. "Ini adalah garis yang harus saya ambil, permintaan saya hanya satu jangan rampas kehormatan saya, tidak ada yang lebih terhormat bagi saya, selain melihat cita-cita kesejahteraan dan marwah rakyat Aceh terwujud. Saya hanya ingin menjaga wasiat terakhir Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tengku Muhammad Hasan Ditiro untuk Menjaga Perdamaian," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement