Ahad 25 Sep 2016 15:50 WIB

Zaini: Pilkada 2017 akan Lahirkan Pemimpin Terbaik Bagi Aceh

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Zaini Abdullah (kiri) dan Nasaruddin (kanan) melambaikan tangan saat konvoi menuju kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) untuk menyerahkan berkas pendaftaran pencalonan di Banda Aceh, Aceh, Rabu (21
Foto: Irwansyah Putra
Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Zaini Abdullah (kiri) dan Nasaruddin (kanan) melambaikan tangan saat konvoi menuju kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) untuk menyerahkan berkas pendaftaran pencalonan di Banda Aceh, Aceh, Rabu (21

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Calon gubernur Aceh Zaini Abdullah optimistis Pilkada 2017 di provinsi berjuluk Serambi Makkah itu akan melahirkan pemimpin terbaik. Pilkada Aceh 2017, hampir seluruh kandidatnya adalah mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sehingga, kata Zaini, sudah semestinya kandidat yang akan terpilih nanti sangat memahami karakter rakyat Aceh.

“Insya Allah akan lahir pemimpin Aceh terbaik, hasil pilihan rakyat Aceh sendiri,” ujar Zaini dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Ahad (25/9). Doto Zaini pun mengajak semua pihak untuk saling berpegang tangan dan mendukung kepemimpinan Aceh hasil Pilkada 2017 nanti

Zaini Abdullah sebagai cagub pejawat yang berpasangan dengan Nasaruddin memilih jalur independen. Pasangan yang mengusung tagline "AZAN" ini pun telah  menyerahkan kelengkapan administrasi untuk keperluan pendaftaran. “Ini baru langkah awal, pekerjaan lebih berat menunggu kita, mengajak sebanyak mungkin rakyat Aceh untuk memenangkan perdamaian pada Pilkada Februari 2017 mendatang,” ungkap Zaini yang sempat menjadi perunding perdamaian Aceh.

Menurut Zaini, sebagai sebuah pertarungan politik, pihaknya siap untuk kalah, tetapi lebih siap lagi untuk menang. "Terlalu sering dalam perjalanan hidup saya, melihat banyak orang gagal karena mengabaikan hal kecil, tersandung batu dan terpeleset kerikil,” cetus Doto Zaini mengingatkan para pendukungnya.

“Kekuasaan benar-benar hanyalah titipan yang dalam waktu singkat bisa datang dan pergi,” kata Doto Zaini berefleksi. Zaini adalah calon gubernur pejawat yang memenangkan Pilkada Aceh pada 2012 lalu, dengan dukungan Partai Aceh. Wakilnya, Muzakkir Manaf kali ini maju berkompetisi dengan dukungan Partai Aceh.

Zaini menegaskan, kekuasaan bukanlah tujuan, melainkan alat untuk mengelola amanah, untuk mewujudkan harapan akan perdamaian dan kesejahteraan. Menurut dia,kekuasaan yang tidak dikelola dengan hati damai bisa mendatangkan kehancuran. “Kekuasaan yang dijadikan sebagai tujuan akhir akan menemukan kenyataan bahwa hawa nafsu tidak akan pernah kenyang oleh jabatan dan kekayaan,” tegasnya.

Ia mengaku bukanlah putra terbaik Aceh. “Ini pengabdian kami, persembahan pada tanah Aceh, dengan sepenuh hati kami berikan yang terbaik dari diri kami,” kata Doto Zaini menambahkan. Doto Zaini mengimbau kepada rakyat Aceh untuk memilih pemimpin secara merdeka, tidak karena diancam atau dipaksa.

Kepada para kandidat yang tengah bersaing, Zaini mengimbau untuk menaruh rasa hormat kepada lawan-lawan politik. “Mari kita berlomba meyakinkan, merebut hati dan suara rakyat Aceh,” ucap Zaini. Ia juga mengajak semua pihak untuk tidak mempertontonkan sikap tidak terpuji, angkuh, dan arogan. “Rakyat Aceh adalah rakyat merdeka, hormatilah kemerdekaan jiwanya dengan tidak menukar dengan uang, apalagi ancaman.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement