Sabtu 30 Jul 2016 02:14 WIB

Satu Tewas Saat Ricuh di Relokasi Pengungsi Sinabung

Rep: Issha Harruma/ Red: Andi Nur Aminah
Pengungsi Sinabung
Pengungsi Sinabung

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kericuhan terjadi di lahan relokasi mandiri tahap dua pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Desa Lingga, Simpang Empat, Karo, Jumat (29/7) malam mengakibat satu warga tewas. Sementara lima warga lainnya diamankan dalam kejadian ini.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, bentrokan tersebut awalnya terjadi antara pengembang relokasi dan masyarakat desa Lingga. "Satu orang meninggal dan dalam proses identifikasi. Penyebab kematian sedang didalami. Terkait adanya informasi dua korban meninggal masih dalam pendalaman pihak kepolisian," kata Rina Sabtu (30/7) dini hari.

Rina menjelaskan, kejadian tersebut berawal dari pelaksanaaan pembongkaran pagar oleh pihak pengembang dengan menggunakan satu unit alat berat. Pagar yang dibongkar tersebut merupakan pagar yang sebelumnya dipasang oleh masyarakat Desa Lingga.

Warga merasa keberatan atas pembongkaran pagar yang dilakukan pihak pengembang karena lokasi tersebut adalah jalan pemotongan menuju Desa Lingga. "Pembongkaran pagar itu selesai dengan aman dan kondusif. Tapi tak lama kemudian, Sekdes Lingga, Lotta Sinulingga datang ke pos polisi memprotes tindakan yang dilakukan oleh pengembang dan dianggap dibiarkan polisi," jelas Rina.

Sekitar 150 warga Desa Lingga kemudian melakukan pemblokiran jalan, tepatnya di depan tenda pos polisi. Pemblokiran ini mengakibatkan jalan Kabanjahe-Simpang Empat macet total. Massa yang tak puas dengan jawaban polisi mengenai pelaku pembongkaran pagar pun kemudian pulang dan kembali dengan massa yang lebih banyak. Sekitar 400 orang dari arah lokasi pemagaran menuju arah tenda pos polisi.

"Mereka datang sembari berteriak 'serang, bunuh, bakar'. Anggota Polri yang ada di tenda berkisar 15 orang lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan," ujar Rina.

Saat petugas meminta bantuan inilah, masyarakat membakar tenda pos polisi dan eskavator hingga terbakar 50 persen. Petugas pun, lanjut Rina, langsung meminta bantuan ke pemadam kebakaran untuk melakukan pemadaman.

"Saat petugas Polres Tanah Karo tiba di TKP ini dilakukan penangkapan terhadap lima orang, yakni ES, JS, NS, MS, dan SM. Saat ini, mereka sedang diperiksa Sat Reskrim Polres Tanah Karo," kata Rina.

Penangkapan ini kembali memicu amarah warga. Sekitar 200 massa kemudian mendatangi Mapolres Tanah Karo dan langsung melempari Polres dengan batu. Tembakan peringatan dan gas air mata pun dikeluarkan untuk menghentikan aksi lempar batu tersebut. "Setelah massa bubar diketahui ada yang meninggal dunia umur berkisar 40 tahun dan sedang diidentifikasi," ujar Rina.

Saat ini, Rina mengklaim, situasi di lokasi sudah terlendali. Pengamanan di Mapolres Tanah Karo, TKP dan sejumlah titik pun dibantu oleh satu kompi Batalyon Simbisa, dua pleton Brimob Binjai dan dua pleton Sabhara Polda yang masih dalam perjalanan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement