REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG — Indonesia disebut sudah terlalu lama melupakan pembangunan manusia. Di sisi lain, negara tetangga sudah merencanakan generasinya sejak lahir. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty menjelaskan, besarnya jumlah penduduk Indonesia belum diikuti kualitasnya yang baik.
“Kita sudah terlalu lama melupakan pembangunan manusia. Padahal Korea Selatan yang sebelumnya kumuh pada 1960 bisa bangkit karena membangun manusia sejak hamil,”kata Surya saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Upaya Membangun Karakter Bangsa Melalui Penyiapan Generasi Muda yang Berdaya Saing dan Mewujudkan Indonesia Sehat di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (28/7).
Dia menjelaskan, jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar memang belum diikuti dengan kualitas yang baik. Laporan Pembangunan Manusia 2015 yang dikeluarkan oleh UNDP menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia sebesar 0,684.
Dengan nilai IPM tersebut, Indonesia termasuk ke dalam kategori pembangunan manusia menengah. Indonesia hanya berada pada peringkat ke-110 dari 188 negara dan peringkat ke-5 di antara 10 negara anggota ASEAN.
IPM merupakan hasil perhitungan yang didapatkan dari empat indikator, yaitu angka harapan hidup (68,9 tahun), harapan lama sekolah (13,0 tahun), rata-rata lama sekolah penduduk berusia 25 tahun ke atas (7,6 tahun), dan pendapatan nasional bruto per kapita sebesar 9.788 dolar AS.
"Semua ini berarti kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih jauh dari yang diharapkan karena IPM merupakan indikator penting yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk) di suatu negara/wilayah,”kata dia.