Kamis 28 Jul 2016 06:14 WIB

Detik-detik Terakhir Luhut di kantor Kemenko Polhukam

Rep: Intan Pratiwi/ Red: M.Iqbal
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memberikan keterangan pers di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Senin (25/4). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memberikan keterangan pers di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Senin (25/4). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,"Mungkin Presiden ingin saya perbaiki maritim bangsa. Karena stabilitas politik hukum dan keamanan sudah lumayan setel. Tapi memang saya sedih. Saya harus berpisah dengan deputi-deputi dan seisi Polhukam ini. Mereka orang yang hebat. Mereka yang ada di belakang saya sehingga saya bisa seperti sekarang ini. Good team work," ujar mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.

Luhut mengatakan kata-kata terakhirnya ketika dirinya menerima awak media. Dia merespons perombakan Kabinet Kerja dengan rasa yang berkecamuk.

Berkemeja putih dan memakai dasi merah, Luhut mengajak sejumlah awak media duduk lesehan di salah satu ruangan kerjanya. Tak lagi ada hiasan dinding, beberapa perlengkapannya sudah selesai dikemas. Mulai Kamis (28/7) dia akan berpindah tugas ke kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Tak banyak yang dia utarakan terkait perombakan kabinet. Pria kelahiran Simargala ini hanya menceritakan betapa sedih dan berat meninggalkan jajaran dan orang-orang yang selama ini dia anggap sangat baik dan memiliki kompetensi hebat di Kemenko Polhukam.

Beberapa kali Luhut tampak membenarkan letak dasi dan kerahnya. Beberapa kali pula dia sempat menghela nafas dan melempar pandangan ke seisi ruangan dan tujuh deputi-nya yang duduk di samping kirinya.

Secara pribadi, Luhut mengaku tak tahu menahu soal format perombakan kabinet. Pukul setengah sembilan malam, Selasa (27/7), dia dipanggil oleh Presiden ke Istana Kepresidenan.

Luhut mengaku tak tahu dan terkejut dengan ujaran presiden malam itu. "Presiden pilihannya saya untuk mengurusi menkomaritim dan disini dianggap relatif baik. Jadi ya sudah jadi saya jawabnya sebagai tentara, siap laksanakan. Itu saja. Enggak ada jawab lain. Saya siap dengan keputusan atasan saya," ujarnya.

Lulusan terbaik Akademi Militer 1970 ini mengakui ada banyak program dan kebijakan yang sedang dikerjakan selama kurang lebih satu tahun kurang sepuluh hari ini. Terdapat delapan belas poin yang menjadi garapan besar dan mimpi dirinya untuk menciptakan stabilitas keamanan dan penegakan hukum yang sesuai dengan aturan.

Meski Luhut juga tak bisa memaksakan kehendak Presiden yang kemudian mempercayakan jabatan menkopolhukam kepada Ketua Umum Partai Hanura Wiranto. "Ya saya sudah bicara dengan pak Wiranto. Beliau tadi lengkap, tadi saya sudah brief dan beliau juga sesuai bidang masing-masing. Ada 18 program ini masih on-going misalnya soal Papua, soal apa, segala macem," katanya.

Prajurit andal Kopassus ini menyebut ada banyak hal yang harus dilanjutkan oleh Wiranto ke depan. Terutama menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak agar kepercayaan yang selama ini dibangun bisa terus terbangun.

Luhut mengatakan, ada banyak hal yang harus dilanjutkan agar bangsa Indonesia tak lagi dianggap sebelah mata. "Jadi saya sedih, baru  satu tahun lebih bersama-sama deputi. Kerjanya antusias ada Papua, ada teroris , konferensi di Bali. Kita bikin sekarang data base terorisme. Banyak sekali penegakan hukum patuh kepada UUD. Tapi kan ada perioritas lain. Mungkin ada masalah. Mungkin," ujarnya.

Luhut mengatakan, dirinya percaya keputusan Presiden sudah dipikirkan baik-baik disertai penuh pertimbangan. Meskipun, dia pun mengakui perombakan kabinet ini juga dipengaruhi konstelasi politik yang memang terjadi di Indonesia.

Pendiri Politeknik Informatika Del ini juga mengaku tetap berpikir positif atas keputusan Presiden. Apalagi, prioritas Presiden saat ini adalah perbaikan dan peningkatan ekonomi.

Luhut mengatakan ada banyak hal yang memang perlu didukung pada sektor ekonomi. "Ya kemudian presiden berpikir saya mengerti ekonominya sedikit-sedikit. Saya bersyukur bisa mengerti. Untuk mempercepat mendukung ibu Sri Mulyani dan yang lain. Mungkin saya berpikir begitu saya. Masalah ESDM, pariwisata. Mungkin kalau saya hadir mungkin bisa mendorong lebih cepat. Saya berpikir begitu," ujar Luhut.

Selebihnya, sepanjang 30 menit dia berbincang. Luhut banyak berharap tentang masa depan bangsa ini.

Dia sangat yakin Indonesia bisa menjadi bangsa besar jika seluruh pemimpinnya punya hati dan mempunyai perjuangan untuk rakyat dan bangsa. Jabatan barunya sebagai menko maritim kemudian ditanggapi sebagai tantangan dan tugas baru yang juga harus diselesaikan.

Dalam satu hingga dua pekan ke depan dia akan mencoba memetakan masalah dan berkordinasi dengan Rizal Ramli terkait posisi dan rencana kedepan Menko Maritim. "Ada ESDM, ada pariwisata, kelautan. Ya semua tantangan dengan yang baik. Sebulan dua bulan kita bisa lihat," kata Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement