Rabu 27 Jul 2016 13:17 WIB

Pramono Anung Bantah Reshuffle untuk Akomodasi Kepentingan Parpol

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Perombakan Kabinet Kerja. Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan konferensi pers terkait perombakan Kabinet Kerja ke-2 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Perombakan Kabinet Kerja. Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan konferensi pers terkait perombakan Kabinet Kerja ke-2 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung membantah anggapan perombakan kabinet dilakukan untuk mengakomodasi partai-partai baru yang masuk ke dalam pemerintahan.

Meski begitu, ia mengakui ada sejumlah politikus yang mendapat kursi menteri. Namun komposisi Kabinet Kerja tetap lebih banyak diisi kalangan profesional.

"Kami meyakini dengan susunan baru ini soliditas di kabinet akan makin kuat," ujar Pramono di Istana Negara, Rabu (27/7).

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyebut, ekonomi menjadi alasan utama ia melakukan reshuffle. "Jelang dua tahun pemerintahan kita menghadapi tantangan-tantangan yang tidak ringan. Kita harus menyelesaikan masalah kemiskinan, kesenjangan ekonomi antarwilayah," ucap Presiden, sesaat sebelum mengumumkan susunan kabinet baru di teras belakang Istana Merdeka, Rabu (27/7).

"Kita," kata Presiden melanjutkan, "harus memperkuat ekonomi nasional untuk menghadapi tantangan ekonomi global."

Karena alasan-alasan itulah, Jokowi merasa perlu mengganti sejumlah posisi menteri dan kepala lembaga di pemerintahannya.

(Baca Juga: Jokowi Ungkap Alasan Reshuffle Kabinet Kerja)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement