Jumat 22 Jul 2016 23:35 WIB

Rano Karno Lirik Tokoh-Tokoh Banten

Gubernur Banten, Rano Karno usai mengikuti pelatihan Tunas Sistem Integritas di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (18/5). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur Banten, Rano Karno usai mengikuti pelatihan Tunas Sistem Integritas di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (18/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Gubernur Banten Rano Karno yang juga bakal calon gubernur dari PDI Perjuangan melirik tokoh-tokoh Banten sebagai Cawagub. Rano pun mengundang secara khusus akademisi Prof Dr H MA Tihami ke rumah dinasnya di Serang, Jumat.

Selain berbicara mengenai sejarah Banten, Rano Karno mengakui pertemuannya dengan Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Banten tersebut juga berbicara mengenai politik menjelang Pilgub Banten 2017. Ia juga mengakui bahwa nama Tihami merupakan salah satu nama yang diusulkan ke DPP sebagai bakal calon gubernur Banten.

"Pertemuan ini bisa ada hubungan bisa tidak. Tapi intinya saya ingin ada masukan-masukan terkait pembangunan di Banten. Mungkin minggu depan juga ada beberapa tokoh dan pakar yang saya undang untuk memberikan masukan," kata Rano Karno usai pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut saat ditanya pertemuannya tersebut berkaitan dengan penentuan bakal calon wakil gubernur.

Menurut dia, proses tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mencari sosok wakil gubernur yang akan mendampinginya di Pilgub Banten 2017, untuk selanjutnya disampaikan ke DPP PDI Perjuangan. Ia diberi tugas untuk mencari pendamping serta parpol pendukung dalam upaya menambah kekurangan kursi di DPRD Banten.

Sementara itu Prof Dr Tihami mengatakan, selama ini ia sebagai peneliti dan menggeluti dunia pendidikan. Oleh karena itu hanya memberikan masukan-masukan untuk pembangunan Banten agar lebih baik.

Baca juga, Golkar Sebut Empat Nama Kandidat Pilgub Banten. 

"Pak Rano ini bagaimanapun adalah gubernur kita, bagaimanapun itu tidak bisa dibantah. Jabatannya berakhir sampai Januari 2017. Oleh karena itu saya mengingatkan atau mewanti-wanti, kalau bahasa agamanya jangan sampai jabatannya itu 'su'ul khotimah'," kata Tihami yang juga mantan Rektor IAIN Maulana Hasanuddin Banten.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement