REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah tetap mengedepankan diplomasi dan negosiasi untuk membebaskan sandera yang ditahan Abu Sayyaf.
Ia juga menekankan operasi militer hampir tidak mungkin dilakukan kecuali jika keadaan sangat terdesak. Peluang operasi militer, lanjutnya, hanya 0,5 persen. Selain itu, Luhut juga mengungkapkan alasan lain operasi militer tak bisa dilakukan. Pertama, terhambat konstitusi. Kedua karena kendala medan.
"Kita gak tahu medannya. Medannya juga susah. Daerah itu juga tempat yang sangat kompak membela si penyandera," ujar Luhut, Rabu (20/7).
Luhut mengatakan, jika Indonesia terpaksa menurunkan pasukan, hal tersebut hanya sifatnya membantu alias mem-back up tentara Filipina.
"Opsi militer ini benar benar menjadi perhitungan dan perlu pertimbangan matang. Berkaca pada angkatan militer negara lain, opsi pembebasan sandera benar benar menjadi pertimbangan matang. Lita gak mau warga kita gak selamat. Perlu ada perhitungan yang matang," ujar Luhut.