REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN – Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara menjadi tuan rumah perhelatan Festival Paduan Suara bertaraf Internasional bertajuk "1st North Sumatera International Choir Competition 2016 (NSICC)". Festival yang digelar di Parapat, Simalungun itu berlangsung pada 18-24 Juli 2016.
Festival Paduan suara bertaraf internasional yang diikuti berbagai kelompok koor, baik di dalam maupun luar negeri, itu menjadi ajang promosi pariwisata Danau Toba.
“Orang Batak paling suka bernyanyi, baik secara solo maupun dalam grup. Bagi saya pribadi, diminta bernyanyi merupakan suatu hal yang sulit. Suara saya pun di mana letaknya saya tidak tahu. Tapi tentu tidak demikian olah vokal para peserta North Sumatera International Choir Competition. Saya harap akan ada suara-suara merdu yang menyanyikan ‘Molo Margitar Ahu Ito’, lagu Batak favorit saya,” ujar Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan dalam pernyataannya, Selasa (19/7).
Festival yang digelar De'Ualu ini merupakan Festival Paduan Suara pertama yang menghadirkan peserta-peserta terbaik dari penjuru dunia. Bahkan, tim jurinya pun diambil dari nama-nama beken yang sudah malang melintang di dunia paduan suara internasional, antara lain; Maris Sirmais (Latvia), Aida Swenson Simanjuntak, Parman Purnama, Aning Katamsi, Daud Kosasih (Indonesia), DR Paul Kwang Jun Suh (Korsel), Barbara Baker (AS), Andrea Angelini (Italia), Fidel Calalang (Filipina), Toh Ban Seng (Malaysia), dan Johny Ku (Hong Kong).
Para juri berlevel internasional itu akan menilai suara-suara indah peserta dalam kategori mixed youth choir, mixed choir, mix chamber choir, equal voice, musica sacra, gospel dan spritual, folklore, popular music, dan music of religion.
Luhut berharap acara ini dijadikan momentum untuk meningkatkan seni budaya Sumatera Utara dan pariwisata Danau Toba. “Tanggal 24 menutup acara NSICC di Parapat. Saya ingatkan juga bupati Simalungun soal kebersihan Parapat n masalah kerambah. Kalau mau membangun Danau Toba orang Batak harus kompak pikirannya,” kata Luhut.
Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih yang juga anggota Dewan Penasihat acara tersebut memastikan bahwa Parapat siap menyambut peserta dan membuatnya nyaman menikmati indahnya Danau Toba. Sebagai gerbang Danau Toba, kata JR, Parapat akan terus ditata agar layak menjadi Monaco of Asia. Bahkan, untuk mengoptimalkan penataan, JR dalam seminggu ini sengaja berkantor di Parapat.
"Saya ingin peserta paduan suara internasional itu nantinya jadi semacam duta yang menceritakan indahnya Danau Toba di daerah dan negaranya. Maka kita harus bisa membuat mereka nyaman menikmati indahnya Toba," kata JR.
Berbagai langkah penataan dilakukan JR untuk membuat nyaman wisatawan , diantaranya adalah pengoperian dan perbaikan terminal, perbaikan infrastruktur jalan, penataan pembangunan kawasan pantai Sosor Pasir menjadi kawasan pantai bebas pariwisata, penataan kantong parkir dan taman, serta menata pedagang kaki lima (PKL). Aksi nyata yang dilakukan Bupati Simalungun selama berkantor di Parapat juga melakukan penataan seluruh Keramba Jaring Apung di Haranggaol.
“Pembenahan sarana-sarana pendukung lainnya juga akan dilakukan. Ini kita lakukan juga dalam rangka pengembangan kota wisata Parapat, dan selaras dengan program Danau Toba sebagai destinasi wisata dunia,” ungkapnya.