Rabu 20 Jul 2016 11:50 WIB

Tewasnya Santoso Diharapkan Lumpuhkan Kelompok Teroris Pimpinannya

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Teguh Firmansyah
Kelompok Santoso/ilustrasi
Kelompok Santoso/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon memberikan apresiasi terhadap Polri dan TNI atas keberhasilan Satgas Operasi Tinombala dalam melumpuhkan jaringan teroris Santoso di Pegunungan Tambarana, Palu, Sulawesi Tengah.

Abu Wardah Santoso, merupakan buronan teroris yang paling dicari Kepolisian Indonesia. Beberapa tindakan kriminalnya antara lain turut merencanakan bom bunuh diri di Polres Poso pada 2013, yang diikuti ledakan serupa di Mapolres Palu dan Mapolres Palu Timur.

Kejadian serupa juga terjadi pada 2014, di Pos Polmas Pantango Lembah. Aksi bom lain yang melibatkan dirinya adalah bom pos Natal pasar sentral Poso. Santoso juga mengaku sebagai bagian dari jaringan ISIS di Indonesia.

''Tewasnya Santoso kita harapkan dapat melumpuhkan kelompok teroris yang dipimpinnya,'' ujar Fadli, dalam keterangan persnya, Rabu (20/7).

Fadli Zon juga menekankan pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam memberantas terorisme di Indonesia. Terorisme merupakan tindakan kriminal.

Secara umum, ada tiga hal yang mendorong menguatnya terorisme. Pertama, lanjut dia, yaitu faktor domestik, seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, serta perlakuan hukum yang tidak adil. 

Baca juga,  Santoso Tewas, Gubernur: Operasi Tinombala tak Langsung Dibubarkan.

Kedua yaitu faktor internasional. Dikarenakan terorisme ini sudah menjadi transnational issue, maka kelompok teroris juga memiliki jaring internasional yang cukup kuat dalam mendukung aspek logistik, pendanaan, dan juga ikatan emosional.

''Ketiga yaitu faktor kultural, dimana masih banyak ditemukan pemahamam yang sempit dalam menterjemahkan nilai nilai agama yang berkembang di tengah kelompok masyarakat,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement