Selasa 19 Jul 2016 06:15 WIB

Impor Pekerja Cina, Komunisme, dan Ancaman Kerapuhan Sosial

Red: M Akbar
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) menerima kunjungan delegasi Menteri Departemen Internasional Komite Sentral Partai Komunis China Xong Tao (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/4).
Foto:

Belum puas. Sistem pendidikan ruwet disebarkannya. Guru dipersulitnya. Imbasnya, tercipta generasi malas baca, mental tempe, berpola hidup instan. Enggan menerima terpaan poses hidup. Takut hadapi ujian nasional, diakali bunuh diri. Jenuh tekanan di rumah dan sekolah lari ke jalanan. Mencicipi narkoba, seks bebas, kenakalan, kriminalitas. Lalu mereka malah disalahkan, bukan diayomi, dibenahi.

Sedang generasi yang berprestasi hanya diberi apresiasi sekadarnya, sekaligus dijadikan alat masuk media. Begitu pula sistem pendidikan perguruan tinggi yang malah mencipta pengangguran sarjana, tetap tak diubahnya. Kerusakan seperti apa lagi yang mau dikreasi? Keserakahan apa lagi yang mau ditambahi? Kekuasaan bagaimana lagi yang mau dicari? Padahal, tidak ada kekuasaan yang abadi!

Sampai kapan rakyat menanggung beban, diakrabkan kesusahan dan ketakutan. Disebarkan kedustaan, diciptakan kerapuhan dan keresahan sosial. Tetap enggan mengembalikan UUD amendemen 2002 ke UUD 1945? Sampai kapan, tuan puan? Sampai tercipta pertikaian berdarah seperti tragedi di Turkistan? Melebihi Reformasi 1998. Inikah yang diagendakan dalam merancang Indonesia ke depan?

Rakyat Indonesia punya kesabaran yang tak dimiliki bangsa lain. Tidak akan terpancing upaya provokasi perang saudara. Adu domba yang makin mengarah pada perang saudara tetap tidak akan berhasil. Tidak akan bisa. Anak-anak bangsa akan selalu menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Ini peradaban nusantara, bukan tanah Cina. Sudahilah upaya-upaya untuk memecah anak-anak bangsa, tuan, puan. Percuma.

Lebih baik terbuka soal kondisi rekening 502. Mengapa keuangan negara bangkrut? Hingga berimbas pada kemerosotan APBD di daerah. Jujurlah ... bukankah dulu mengklaim, ''Uangnya ada.'' Lalu ke mana?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement