REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua korban vaksin palsu masih terus berdatangan ke Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Jakarta Timur pada Sabtu (16/7) pagi. Mereka masih penasaran vaksin mana saja yang dipalsukan dan bagaimana kelanjutan pertanggung jawaban dari rumah sakit.
Sebelumnya mereka sudah mengajukan beberapa tuntutan. Surat pernyataan kesediaan Rumah Sakit Harapan Bunda untuk bertanggung jawab juga sudah dibuat.
Banyak orang tua yang baru datang untuk melaporkan anaknya. Salah satu orang tua yang enggan disebutkan datang untuk memberikan data anaknya. Dia datang atas saran pihak rumah sakit untuk melaporkan langsung. Namun setiba dirumah sakit, dia tidak menemukan petugas itu.
"Kalau mau melapor dimana ya mbak," ujarnya kepada orabg tua korban yang juga ingin melaporkan anaknya.
Para orang tua ini membawa serta buku kesehatan milik anaknya. Didalam buku tersebut terdapat rekam jejak imunisasi sang anak.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, Sabtu (16/7), suasana di RS Harapan Bunda memang minim petugas. Di bagian depan rumah sakit yang biasanya dijadikan tempat pendaftaran tidak ada petugas satu pun yang berjaga. Ruangan pendaftaran pun sepi dan gelap. Hanya ada petugas keamanan dan polisi.
Selain orang tua korban vaksin palsu, rumah sakit juga masih dipenuhi wartawan, terutama wartawan televisi.
Sebagian orang tua korban vaksin pergi menuju kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jalan Merdeka Barat 15 Jakarta Pusat. Mereka hendak mendatangi Ketua Umum LPA Indonesia, Seto Mulyadi (Kak Seto), yang akan menerima pengaduan dari para orangtua korban vaksin palsu.