REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Pemerintah telah menyiapkan hunian sementara (huntara) untuk pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Tanah Karo. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengklaim, lahan untuk huntara tersebut sudah disiapkan.
"Untuk huntara, lahan sudah ada. Akan dibangun dengan kapasitas 10 ribu," kata Willem saat meninjau lokasi relokasi pengungsi Sinabung di Siosar, Karo, Jumat (15/7).
Willem mengatakan hunian sementara tersebut diharapkan rampung pada pekan kedua November 2016. Sementara untuk hunian tetap melalui relokasi mandiri, ditargetkan akan selesai pekan kedua Desember 2016.
Menurutnya, dana untuk pembangunan hunian sementara dan relokasi mandiri tersebut sudah tersedia. Bahkan dana dari pemerintah pusat sudah ditransfer ke pemerintah kabupaten Karo. Pemerintah pusat pun, lanjutnya, akan terus melakukan pendampingan, termasuk dengan menyediakan peralatan dan tenaga ahli.
"Lahan yang akan disewa sudah ada untuk jangka waktu lima tahun. Dan bangunannya pun dirancang untuk tahan lima tahun karena kita tidak tahu kapan erupsi akan berakhir," ujar Willem.
Untuk relokasi mandiri, Willem menyebutkan, pemerintah telah memutuskan pengungsi yang masuk dalam program ini berjumlah 1.903 kepala keluarga. Ia menegaskan, jumlah tersebut telah bersifat tetap dan tidak boleh berubah lagi seperti yang terjadi sebelumnya.
"Pemda akan mengklarifikasi, menjelaskan dulu persoalan lahan (untuk relokasi mandiri). Anggaran sudah tersedia, desainnya sudah. Masalahnya tinggal persoalan lahan," ungkap Willem.