Rabu 13 Jul 2016 17:48 WIB

Ahok Bantah Simpang Susun Semanggi tak Efektif

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Israr Itah
Pekerja berada di area proyek pembangunan jembatan layang simpang susun di Bundaran Semanggi, Jakarta, Jumat (8/4).    (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja berada di area proyek pembangunan jembatan layang simpang susun di Bundaran Semanggi, Jakarta, Jumat (8/4). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah kritikan yang menyebut simpang susun Semanggi tak efektif mengurangi kemacetan.

Simpang susun Semanggi nantinya akan memisahkan jalur lambat dan jalur cepat. Sehingga tidak ada lagi ketersendatan saat ada kendaraan di jalur lambat hendak berpindah ke jalur cepat atau sebaliknya.

Basuki alias Ahok mengatakan kemacetan di lokasi itu merupakan hasil penyempitan jalan atau bottleneck yang sudah diperhitungkan. Sehingga ia sudah tahu penyempitan jalan pasti akan terjadi di sana.

"Semua orang juga tahu kalau enam jalur diubah jadi empat jalur jadi bottleneck," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (13/7).

Diketahui jalur yang dilalui kendaraan saat masuk simpang susun memang melebar. Atas dasar itu, Ahok ingin mempersempit ruas Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin dengan cara memperlebar trotoar.

Menurutnya, penyempitan itu dilakukan agar jumlah jalur di sepanjang jalan tersebut konsisten hanya empat jalur saja.

"Kenapa bisa bottleneck? Ya kalau lihat sekarang bottleneck, makanya di Kuningan juga ada underpass dan flyover kan, supaya pas. Nanti Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin kami sempitin jalan nih, supaya jangan jadi enam jalur. Makanya kami pilih trotoarnya dilebarin supaya konsisten, empat jalur ya empat jalur terus," kata Ahok. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement