Rabu 06 Jul 2016 15:04 WIB

Haru Biru Kisah Napi di Lapas Wanita Saat Lebaran

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Achmad Syalaby
Lapas Anak Wanita Tangerang, Banten (ilustrasi)
Foto: yustisi.com
Lapas Anak Wanita Tangerang, Banten (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Hari Raya Idul Fitri selalu diidentikkan dengan momen silaturahim dengan keluarga di kampung halaman. Namun ternyata silaturahim keluarga di hari yang fitri ini tidak hanya dilakukan di kampung halaman. Lembaga pemasyarakatan (lapas) pun bisa menjadi ajang silaturahim keluarga.

Lapas Wanita Tangerang menjadi saksi bisu bagaimana keluarga dan kerabat memberikan dukungan kepada L. Napi perempuan ini baru sebulan menempati lapas tersebut. Sebelumnya dia ditahan di rumah tahanan (rutan) Pondok Bambu. Sukarni, bibi L mengaku kondisi L baik-baik saja selama di lapas.

"Sekarang dia sudah legawa, baik-baik saja di tahanan, tidak stres juga. Sudah menerima apa yang ada," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (6/7).L terjerat kasus pelanggaran hak cipta. Sukarni menilai kasus yang dialami L tidak ada unsur kesengajaan, karena kejadiannya dirasa sangat sepele. 

L bersama dua rekannya yang kini juga sudah dibui mencetak dan menjual perhiasan emas. Tak disangka ternyata usaha yang digeluti L digugat oleh sebuah perusahaan perhiasaan yang mengklaim L dan rekannya telah melakukan plagiasi produknya. Atas gugatan tersebut akhirnya L divonis satu tahun enam bulan penjara dengan tanpa denda. Sebelumnya L sempat frustasi, namun akhirnya L bisa menerima kondisinya dan menjalaninya dengan tenang. 

 

Kini, keluarga bersama kerabatnya mengunjunginya untuk bersilaturahim di momen lebaran ini. Mereka beramai-ramai menunjukkan dukungan kepada L bahwa L masih memiliki keluarga yang mengasihi dan menyayanginya. 

Sukarni melihat L sebagai wanita yang kuat. Dia yang kini sudah dikaruniai dua orang anak laki-laki dan perempuan itu adalah orang tua tunggal. Menurut Sukarni, suami L meninggalkan dia begitu saja, tanpa alasan yang jelas. Sehingga usahanya itu sebenarnya dia gunakan untuk menghidupi kedua anaknya yang masih kecil.

Namun nahas karena usahanya tersandung kasus demikian. Hingga akhirnya kini kedua anaknya menjadi tanggungan orang tuanya. Kehangatan silaturahim di hari nan fitri juga dirasakan NS (15 tahun) yang telah 10 bulan menghuni Lapas Anak Kelas I Tangerang.

Rombongan keluarganya datang dari Cituis, Pakuhaji, Kota Tangerang dengan menggunakan mobil bak terbuka. Ratini, ibu NS mengaku ingin terus memberikan dukungan kepada anaknya lantaran anaknya sering murung selama berada di lapas. Dengan silaturahim dari rombongan keluarganya tersebut, Ratini berharap anaknya bisa tabah dan semakin kuat menjalani hukuman. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement