Jumat 01 Jul 2016 15:23 WIB

Menhan: Operasi Militer Tunggu Seruan Filipina

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bilal Ramadhan
Ryamizard Ryacudu. (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Ryamizard Ryacudu. (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku belum mempersiapkan pasukan atau rencana operasi militer untuk pembebasan sandera. Menurutnya, operasi militer baru bisa dilakukan jika ada permintaan dari pihak Filipina.

Ryamizard mengatakan, sampai saat ini masih belum ada persiapan pasukan untuk turun. Ia juga mengatakan, kalaupun pihak Militer Filipina sudah turun, maka jumlah mereka sudah cukup untuk melakukan operasi militer.

"Saya rasa belum, karena mereka (filipina) mungkin 6 - 10 ribu personil cukup banyak. Kecuali sandera sudah hilang sampai mana. Filipina baru minta kita masuk, baru kita kesana," ujar Ryamizard saat ditemui Republika di Kantor Menkopolhukam, Jumat (1/7).

Ia mengatakan, menghargai langkah Filipina yang ingin lebih dulu menyelesaikan kasus ini. Ryamizard mengatakan Filipina bersedia untuk bisa melakukan pembebasan tersebut. Terkait previllage Indonesia yang boleh masuk ke wilayah Filipina, Ryamizard mengatakan sebelum ada operasi perlu ada latihan bersama terlebih dahulu.

"Seperti upacara saja harus ada latihan dulu agar tak kacau. Apalagi dua negara, kacau malah nanti tembak2 sendiri," ujar Ryamizard.

Sebelumnya, Ryamizard mengatakan bahwa pihak Filipina sudah memperbolehkan Indonesia masuk dalam teritori Filipina untuk bisa membebaskan tujuh sandera yang ditawan oleh kelompok Abu Sayyaf. Kesepakatan itu diperoleh setelah kejadian penawanan terjadi untuk yang ketiga kalinya dan pihak Indonesia merasa geram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement