Selasa 28 Jun 2016 00:48 WIB

Panglima TNI: Indonesia Punya 6 Ancaman Nyata

Red: Ilham
Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Foto: Ist
Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, ancaman bangsa Indonesia saat ini semakin nyata. Menurut Gatot, setidaknya ada enam ancaman yang telah terlihat.

Kelimanya adalah membeli dan menguasai media massa untuk melakukan pembentukan opini, menciptakan rekayasa sosial serta kegaduhan masyarakat, dan mengadu domba antara TNI-Polri melalui berbagai cara sehingga terjadi kekacauan serta mengganggu stabilitas nasional. kemudian menciptakan benturan antar lembaga penegak hukum, menimbulkan konflik atau memecah belah partai poltik, dan menghancurkan generasi muda Indonesia melalui budaya negatif, konsumtif, narkoba, judi online, dan seks bebas.

“Dalam memahami ancaman bangsa, apabila kita mau melangkah membuat rencana kontigensi, harus mengetahui ancamannya,” kata Gatot dalam ceramahnya di depan 99 peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LIV Tahun 2016 di Aula NKRI Kantor Lemhannas RI, Jalan Medan Merdeka Selatan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (27/6).

Gatot mengatakan, negara memiliki modal untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut, yaitu geografi dan demografi. Secara georafi, Indonesia memiliki daratan dan lautan yang menjadikan negara agraris dan negara maritim yang melibatkan rakyat. "Demografi Indonesia punya kearifan lokal dan Pancasila dengan revolusi mental," katanya.

Menurut Gatot, apabila semua sila dari Pancasila tidak dilakukan dengan konsisten, maka jangan harap tujuan nasional keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa tercapai. “Peran Lemhannas benar-benar sangat signifikan dalam revolusi mental, karena apabila anda meniti karir minimal lima tahun ke depan, anda akan menjadi pemimpin di pemerintahan atau DPR,” kata Gatot. 

Solusi dari semua masalah tersebut, kata Gatot, adalah para elit bangsa harus bersatu bersama pemerintah dan jangan hanya berwacana saja. Dia meminta agar jangan sampai ada yang saling menyerang. “Seharusnya yang diutamakan adalah berkarya, maka kebijakan TNI adalah bersama rakyat, TNI kuat, hebat, professional, siap mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement