Banyak membaca tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, Jimly melanjutkan, Habibie kemudian menemukan kebenaran ilahiyah. Kebenaran tuhan yang ditampakkan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. "Jadi walaupun dia tidak akrab dengan tafsir-tafsir Alquran, tapi berhasil menemukan Allah melalui ayat-ayat kauniyahnya," ucap Jimly.

Jimly menuturkan, mempelajari ilmu pengetahun dan teknologi juga termasuk sunnatullah. Karena itu, ayatullah dan sunnatullah memiliki kandungan makna yang sama. "Itu tercermin dalam diri Habibie," Jimly menambahkan.

Di satu sisi, Jimly mengungkapkan, Habibie juga orang yang taat kepada agama. Habibie memiliki latar belakang berbeda dengan aktifis Muslim lainnya. Dia aktif dalam organisasi Islam seperti ICMI dan pernah menjabat sebagai ketua. Dia juga tumbuh di keluarga yang taat beragama. Hal itu yang membuat keagamaannya tetap kokoh meskipun harus pergi jauh ke Eropa.

Habibie pergi ke berbagai negara dengan peradaban dan lingkungan keagamaan yang berbeda. Namun, Habibie tetap memagang teguh keislamannya. "Dia tidak larut pada gaya kehidupan di Eropa," tuturnya.

Hal itu perlu dicontoh oleh keluarga Muslim di Indonesia. Keluarga perlu menanamkan identitas keislaman yang benar. Sehingga meskipun berada di lingkungan keagamaan yang berbeda, maka identitas kepribadian sebagai Muslim tetap terjaga.

Jimly menambahkan, Habibie memiliki cukup perbedaan dengan tokoh lain. Hal itu dikarenakan latar belakang Habibie dengan tokoh lain yang berbeda. Namun hal tersebut bagi Jimly bukan suatu persoalan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika