Kamis 23 Jun 2016 21:55 WIB

Aksi Lempar Batu ke Ahok Akumulasi Kemarahan Warga

Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Foto: Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demonstran yang menolak Gubernur DKI Basuki Tjatjaha Purnama atau Ahok di Penjaringan, Jakarta Utara menilai Ahok selalu melakukan kekerasan terhadap orang miskin. Marlo Sitompul, Ketua Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) mengatakan, Ahok selalu memperlakukan rakyat miskin dengan tidak adil.

"Buat apa membangun tempat bermain kalau anak-anak korban penggusuran tidak happy," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (22/6).

Marlo mengatakan, amarah warga tidak terbendung sehingga terjadi kerusuhan. Demonstran yang menolak kedatangan Ahok, kata Marlo, berasal dari korban dan calon korban gusur DKI Jakarta selama ini. Seperti Kalijodo, waduk pluit, Kebun Jeruk, dan Pasar Ikan.

Selain itu, ada warga yang berasal dari calon korban gusur di Luar Batang dan warga kolong Tol Ir Wiyoto Wiyono. Marlo menambahkan, selama ini Ahok selalu berkata dan bertindak kasar kepada rakyat miskin. Ahok tidak pernah memberikan lapangan pekerjaan kepada warga yang rumahnya ia gusur.

Karena itu, tambah Marlo, warga menjadi marah. Ahok meresmikan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di Penjaringan Indah, tapi tidak adil dan peduli terhadap anak-anak korban gusur DKI Jakarta.

"Pada prinsipnya kami menolak penggusuran dengan kekerasan terhadap orang miskin," katanya.

Ahok mendatangi Jakarta Utara untuk meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Penjaringan Indah di Jalan Wacung RW 16, Penjaringan, Kamis (23/6) sore. Warga menolak Ahok sebagai buntut kekecewaan mereka yang merasa dizalimi oleh berbagai kebijakan Ahok yang sewenang-wenang. Massa bentrok dengan polisi karena mencoba melempar Ahok dengan batu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement