Rabu 22 Jun 2016 20:53 WIB

Soal Kebijakan Ganjil-Genap, Ini Kata Kapolda Metro Jaya

Rep: c39/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Moechgiyarto selaku Inspektur Upacara memimpin apel gabungan di Markas Brigade Infanteri Linud 17 Kostrad, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (17/2).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Moechgiyarto selaku Inspektur Upacara memimpin apel gabungan di Markas Brigade Infanteri Linud 17 Kostrad, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (17/2). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metrojaya, Irjen Pol Moechgiyarto mengatakan akan mendukung penuh kebijakan Provinsi DKI Jakarta yang akan menerapkan sistem ganjil-genap di sejumlah ruas jalan ibu kota. Kebijakan ini diklaim akan mengatasi kemacetan di Jakarta.

"Kita dukung sepenuhnya kebijakan Provinsi DKI yangbakan menetapkan pengganti 3 in 1 yaitu ganjil-genap," kata Moechgiyarto di Polda Metro Jaya kepada wartawan, Rabu (22/6).

Ia mengatakan, untuk saat ini pihaknya masih melakukan sossialisasi terus menerus, sehingga masyarakat tidak memahami sistem baru tersebut sepotong sepotong. Ia berharap masyarakat juga mengerti tentang proses sistem tersebut.

"Jadi ganjil-genap itu berdasarkan kalender. Jadi kalau tanggal ganjil maka kendaraan yang bisa melalui jalan kawasan tertentu waktu tertentu," ujar dia.

Menurut dia, masyarakat tidak akan sulit untuk mengikuti kebijakan tersebut. Karena, kata dia, mereka bisa melihat dengan kasat mata saat kendaraan melewati sejumlah ruas jalan yang sudah ditentukan tersebut.

"Jadi saya ingatkan nih, tempat tertentu saja satu kali 24 jam, ganjil-genap bukan, waktunya juga tertentu, persis seperti 3 in 1 itu, sehingga masyarakat memahami kalau dia punya kendaraan yang ekornya ganjil, maka dia bisa melewati tanggal ganjil, sebaliknya juga genap," kata dia.

"Nanti kita buat titik-titik mana pengawasan-pengawasan, tadi Kabid Humas (Kombes Awi Setiyono) sudah menyampaikan ada sembilan titik dari tempat 3 in 1 yang tadinya menjadi kawasan," imbuh dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement