REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan calon pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Norman Hadinugroho menepis tudingan politikus PDIP Junimart Girsang yang menyebut adanya uang Rp 30 miliar yang mengalir ke komunitas Teman Ahok.
Norman menyebut, pernyataan Anggota Komisi III DPR RI tersebut merupakan fitnah belaka demi mendeskreditkan penguasa DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sudah memutuskan maju lewat jalur non parpol.
"Jadi sebenarnya ini dihembuskan dari DPR RI, Junimart Girsang dari PDIP. Sebenarnya ini cerita hitam, ini fitnah, itu enggak ada, tidak ada sama sekali," katanya di Hotel Cemara, Jakarta, Ahad (19/6).
Norman menantang supaya tudingan tersebut dikonfirmasi langsung ke Teman Ahok. Norman bahkan meminta supaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun sendiri untuk memeriksa Teman Ahok.
"Boleh dilacak ke teman Ahok. Teman Ahok kan sudah mengatakan, kita minta KPK yang menelusuri kebenaran uang itu," ujarnya.
Untuk menepis tudingan tersebut, Norman memberikan alasan yang tidak jauh berbeda dengan beberapa pendiri Teman Ahok selama ini. Kata dia, uang operasional Teman Ahok berasal dari hasil jualan kaos.
"Kita berjuang sampai jual kaos kok. Kita jual kaos, jual merchandise, bayangkan saja kalau anak-anak muda itu bisa pegang duit sebesar itu, mungkin pingsan kali," ucapnya.
Norman mengakui bahwa awalnya komunitas Teman Ahok mendapatkan pinjaman dana dari salah satu orang pendukung Ahok yang bernama Hasan Hasbi. Namun, kata dia, uang tersebut sudah dikembalikan lagi.
Norman mengatakan, Teman Ahok telah mengonfirmasi tudingan tersebut kepada Junimart Girsang. Hal itu, kata dia, sebagai bentuk perlawanan Teman Ahok kepada Junimart.
"Teman Ahok kalau mau diperiksa oleh KPK ya silahkan, yang jelas tim kita sudah menanyakan ini kepada orang yang menyebarkan isu itu. Kita meminta jawabannya, kita ada perlawanan dari gerakan ini. Karena ini nggak benar, ini fitnah," tegasnya.