Sabtu 18 Jun 2016 21:48 WIB

Banyak Produk Kemasan yang tak Layak Konsumsi di Supermarket

Rep: Kabul Astuti/ Red: Karta Raharja Ucu
Diskon Lebaran (ilustrasi)
Foto: Antara/R. Rekotomo
Diskon Lebaran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Mendekati Lebaran, pusat perbelanjaan mulai berlomba-lomba menyediakan berbagai produk kemasan dengan potongan harga. Tetapi, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi, Jawa Barat masih menemukan produk kemasan yang tak laik konsumsi.

Disperindagkop Kota Bekasi merazia pengawasan barang beredar di sejumlah supermarket di Kota Bekasi. "Pengawasan produk barang beredar, khususnya produk makanan minuman, ada beberapa barang di pasaran yang tidak laik konsumsi," kata Kepala Bidang Perdagangan, Disperindagkop Kota Bekasi, Herbert Panjaitan, kepada Republika.co.id, Sabtu (18/6).

Menurut Herbert, razia pengawasan barang beredar tersebut dilakukan Disperindagkop pada pertengahan pekan ini. Sejumlah produk barang kemasan dinyatakan tidak laik konsumsi lantaran tidak mencantumkan nama produk, tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa, dan barang sudah rusak.

Pengawasan dilakukan di enam titik supermarket yang tersebar di Bekasi Timur dan Bekasi Barat. Herbert menyatakan, Disperindagkop menemukan barang tidak laik konsumsi dalam skala cukup banyak di salah satu supermarket di wilayah Bekasi Timur. Total barang tidak laik di satu supermarket tersebut mencapai satu troli.

Herbert menyatakan, seluruh barang beredar yang tidak laik konsumsi sudah ditarik langsung dari gerai. Disperindagkop juga melakukan langkah pembinaan kepada pengelola supermarket yang menjual produk tersebut. Penjual dimintai keterangan, serta diminta lebih selektif saat membeli barang-barang kemasan yang akan dijual.

Disperindagkop pun meminta masyarakat lebih teliti dalam membeli produk-produk kemasan yang sekarang beredar. Termasuk, parcel-parcel Lebaran dan produk kemasan yang didiskon besar-besaran.

"Kami imbau juga kepada masyarakat untuk lebih teliti dalam mengkonsumsi produk makanan dan minuman," kata Herbert.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement