REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto terbilang cukup sering menggunakan hasil karya mahasiswa untuk membangun kota Bogor. Bima yang juga memiliki latar belakang sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta juga kerap melibatkan sejumlah perguruan tinggi untuk program-programnya.
Beberapa kerja sama telah dijalankan seperti di bidang kesehatan. Ia melibatkan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB dan meluncurkan Mobil Curhat, yakni mobil layanan konseling tentang gizi maupun sosial masyarakat.
Belum lama ini, pada saat Hari Jadi Bogor (HJB) ke-534, Pemkot Bogor juga melibatkan Universitas Prasetya Mulya dalam menciptakan "city branding" Kota Bogor yang dipaparkan dalam kegiatan "Bogor Punya Cerita".
Pemerintah Kota Bogor juga menggandeng mahasiswa dari Universitas Jayabaya untuk melakukan kajian kinerja lalu lintas pada saat uji coba sistem satu arah (SSA) di seputaran Kebun Raya Bogor.
"Ini bagian dari semangat kolaborasi yang kita dengungkan, elemen kampus kita libatkan dalam berbagai aspek mulai dari Tim Tata Bangunan, Tim Percepatan Pelaksana Prioritas Pembangunan (TP4), melibatkan kampus sebagai panitia kegiatan. Kampus sudah mulai mewarnai, dari perencanaan dan kegiatan, bahkan program Smart City juga berkolaborasi dengan ITB," kata Bima, Rabu (15/6).
Terakhir, Bima mengaku tertarik dengan aplikasi autosensor antipornografi yang diciptakan tiga mahasiswa IPB untuk diterapkan pada pengelola warnet.
"Inovasinya bagus, saya akan undang mereka untuk memamparkan temuannya, dan segera dijadwalkan. Saya akan coba hubungi mereka," kata Bima.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Aplikasi Autosenso antipornografi (Autocencor Antiporn) berhasil dikembangkan oleh tiga mahasiswa Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB. Mereka yakni Ilham Satyabudi selaku ketua tim, Gusti Bima Marlawanto, dan Yuandri Trisaputra.
"Aplikasi ini sebaiknya digunakan di warnet-warnet, ini akan memudahkan pengawasan, mencegah konten-konten pornografi dijangkau oleh masyarakat khususnya anak remaja," kata Yuandri Trisaputra, salah satu anggota tim penemu aplikasi autonsensor antipornografi.
Yuandri menjelaskan, cara kerja aplikasi (ekstensi/add-on web browser) anti pornografi ini dengan cara melakukan sensor terhadap konten-konten porno baik berupa tulisan maupun gambar (citra) yang ada di mesin pencari internet seperti Google Chrome, Mozilla Fairfox dan Opera.
"Aplikasi ini harus diunduh terlebih dahulu, caranya gampang tinggal cari di situs ayosensor.in, unduh dan bisa langsung digunakan," katanya.