REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Adriani Sinaga mengaku begitu kecewa dengan hasil pemeriksaan (Rampcheck) di sejumlah terminal di Jabodetabek jelang masa operasi angkutan lebaran 2016.
"Saya sangat, sangat kecewa dengan hasil rampcheck di sembilan terminal," ujarnya saat memberi pengarahan bagi pimpinan perusahaan otobus (PO) di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (13/6).
Tercatat dari hasil rampcheck yang dilakukan sepekan terakhir hingga Jumat lalu, ia membeberkan, dari 772 armada yang diperiksa, baru 82 armada yang dinyatakan memenuhi persyaratan beroperasi atau tidak lebih dari 10 persen dari keseluruhan armada.
"Saya heran, kok bisa kendaraan keluar dari pool tanpa dicek. Memang kondisi terminal kita lumayan amburadul sehingga bus masuk, diregistrasi aja enggak," kata dia.
Padahal, ia lanjutnya, proses rampcheck itu sejatinya baru merupakan proses pra uji. Dia heran mendapati begitu banyak kondisi ban sobek dalam jumlah yang relatif banyak. Selain itu, pengemudi pun mengeluhkan banyaknya insiden pelemparan benda-benda keras yang dilakukan oleh orang tak dikenal sehingga memilih memasang terali besi pada kaca depan bus. Elly memandang hal tersebut tidak jua bisa dibenarkan lantaran akan menghambat jarak pandang pengemudi.
"Kalau masalah teknis saya pikir PO tahu, kalau saya tiada maaf untuk keselamatan. Kita ingin lebih dari standar supaya masyarakat tertarik naik angkutan umum. Sepeda motor makin banyak, kecelakaan makin tinggi," lanjutnya.
Ia juga menyoroti kesiapan dan kondisi pengemudi bus yang ia katakan memegang peranan penting bagi keselamatan penumpang.
"Tolong perhatikan pengemudinya, faktor utama. Kecelakaan paling tinggi iakah human error. Kesehatan pengemudi. Sekarang kita minta di terminal sebelum dia berangkat dicek," katanya.