REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi mewujudkan target nol kecelakaan pada angkutan penumpang lebaran 2016, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumpulkan ratusan pimpinan Perusahaan Otobus (PO).
Di hadapan para bos-bos PO, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Pudji Hartanto Iskandar mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, ada dua hal yang menjadika fokus utama, yakni aspek keamanan dan pelayanan.
"Karena target lebaran ini dari Kemenhub, target satu saja, yakni zero accident buat angkutan lebaran. Enggak ada kata lain berarti kita harus siapkan diri lebih awal," ungkapnya di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (13/6).
Ia mengajak, para pimpinan PO untuk ikutan berpartisipasi dan bertanggung jawab menyukseskan target yang diusung pemerintah. "Target zero accident ini harus disikapi antisipasi yang baik salah satunya, kata Menhub dengan melakukan rampcheck ke semua angkutan," ungkapnya.
Saat hari pertama rampcheck dilakukan di terminal, ia menilai kondisinya begitu mengecewakan. "Misalnya, dari 10 armada, hanya dua yang bisa beroperasi, yang delapan tunggu dulu. Itu baru di salah satu terminal di Jakarta," sambungnya.
Dari sisi keamanan pun sama, di mana ia katakan, dari 100 armada, sekitar 90 persennya tidak laik jalan. Sedangkan aspek kebersihan pun ikut membuat dia 'merinding' saat melihat langsung dengan apa yang ada di lapangan. "Kalau kebersihan saja enggak bisa, bagaimana yang lain," lanjutnya.
Ketidaksesuaian surat tanda nomor kendaraan (STNK) pun banyak dijumpai. Ia mencontohkan ada salah satu PO yang menggunakan STNK bodong, atau tidak sesuai antara STNK dengan fisik kendaraannya.
Dengan semakin dekatnya waktu operasi angkutan lebaran, ia mengaku akan melakukan pembenahan dalam satu atau dua minggu ke depan. "Bapak (pimpinan PO) harus pembaharui dalam waktu dua minggu ke depan. Hal lain, saya mohon pelayanannya (ditingkatkan)," katanya menambahkan.