REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau supaya nelayan tak berlayar untuk sementara waktu. Sebab sedang terjadi siklus enam bulanan yang menyebabkan tingginya muka laut.
Sutopo meminta agar masyarakat yang beraktifitas di sekitar kawasan pantai untuk berhati-hati. Pasalnya, prediksi tingginya muka laut masih belum akan berhenti dalam waktu dekat ini.
"Diimbau nelayan tidak melaut saat gelombang tinggi. Masyarakat yang melakukan aktivitas di pantai hendaknya selalu waspada dan hati-hati. Wisatawan di pantai juga harus hati-hati," katanya, Kamis (9/6).
Ia menjelaskan naiknya muka laut terjadi karena pengaruh bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus. Selain itu, terjadinya anomali positif tinggi muka air laut sebesar 15-20 cm dan penjalaran alun yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi subtropis di barat daya Australia.
"Diperkirakan gelombang tinggi dan banjir rob masih berpotensi hingga beberapa hari ke depan," ujarnya.
Ia menyebut BMKG meramalkan hingga esok hari, gelombang setinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi di Laut Andaman, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu, Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, Selat Bali bagian selatan, Perairan selatan Sumbawa hingga Pulau Sumba.
"Gelombang setinggi 4-6 m berpotensi di Perairan Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga Lombok, Samudera Hindia selatan Bengkulu hingga NTT," jelasnya.