Kamis 26 May 2016 17:11 WIB

Tim Formatur Siap Akomodasi Caketum di Kepengurusan Partai Golkar

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bilal Ramadhan
 Ketua Umum Parta Golkar Setya Novanto berpidato saat penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/Yasin Habibi)
Ketua Umum Parta Golkar Setya Novanto berpidato saat penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kendati tim formatur belum secara resmi mengumumkan struktur kepengurusan DPP Partai Golkar periode masa bakti 2016-2019, salinan dokumen yang berisi struktur kepengurusan partai berlambang pohon beringin itu telah beredar luas.

Dalam salinan tersebut tidak tertera nama Ade Komarudin dan Priyo Budi Santoso yang sempat bersaing dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar dalam munaslub awal Mei silam. Alhasil, muncul spekulasi yang menyebut struktur kepengurusan DPP Partai Golkar hanya akan diisi oleh kader-kader yang dekat atau mendukung Setya Novanto saat pemilihan Ketua Umum.

Namun, anggapan ini dibantah oleh salah satu anggota tim formatur yang juga merupakan tim sukses Setya Novanto, Roem Kono. Menurut Roem, tujuh kader Partai Golkar yang sempat bersaing dengan Setya Novanto masuk dan diakomodasi dalam kepengurusan.

"Pokoknya masuk semuanya. Ada di ketua harian, tapi yang jelas masuk semua. Pak Airlangga (Hartarto) dan Pak Aziz (Syamsuddin) masuk pengurus harian. Jadi, tidak benar kalau kepentingan kelompok kami. Kami menampung semua aspirasi. Pak Indra (Bambang Utoyo), semua masuk,'' kata Roem, Kamis (26/5).

Bahkan, lanjutnya, Ade Komarudin dan Priyo Budi Santoso rencananya akan ditempatkan di Dewan Pembina Partai Golkar. Ini merupakan bentuk penghormatan terhadap mereka. Khusus untuk Ade Komarudin, ia menyebut, Ade juga akan ditempatkan di tempat terhormat di dewan pembina, bukan di pekerja harian DPP Partai Golkar.

"Beliau sebagai ketua DPR ditempatkan terhormat, bukan pekerja. Diperlukan jabatan yang terhormat di dewan pembina. Beliau seorang Ketua DPR yang tidak punya waktu, tapi beliau punya kebijakan nasional,'' tuturnya.

Terkait tidak adanya posisi wakil ketua Umum, Roem menjelaskan, sebenarnya tim formatur masih mempertimbangkan adanya posisi waketum. Namun, lantaran fokus Partai Golkar pada kepengurusan saat ini adalah meningkatkan kinerja. Alhasil, dipilihlah format ketua koordinator bidang-bidang tertentu.

Hal ini pun mendukung komitmen Partai Golkar yang akan mendukung pemerintah. ''Karena kami mau pemerintah, jadi ada ketua koordinator, seperti di bidang perekonomian dan polhukam,'' kata Roem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement