REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor, Jawa Barat, mengimbau masyarakat yang ingin mengunjungi Istana Bogor dalam kegiatan Istana Untuk Rakyat (Istura) tidak memakai sandal. Peraturan ini dibuat untuk dipatuhi agar pengunjung diizinkan masuk ke dalam istana.
Imbauan ini disampaikan lantara pada hari kedua pelaksanaan Istura, Rabu (25/5), banyak warga yang kecewa karena tidak diperbolehkan masuk Istana Bogor oleh pengamanan presiden (Paspampres) karena memakai sandal, meski telah berpakaian rapi dan sopan serta sandal yang digunakan bukanlah sandal jepit.
"Tahun ini peraturan masuk istana lebih ketat dari biasanya, pengunjung yang memakai sandal tidak diperbolehkan masuk ke dalam istana, begitu juga telepon genggam tidak diperbolehkan lagi," kata Kepala Disbudparekraf Kota Bogor, Shahlan Rasyidi, di Bogor, Rabu (25/5).
Menurut Shahlan, pihaknya telah menyebarluaskan informasi tentang tata cara dan persyaratan yang harus dipenuhi warga untuk bisa mengunjungi Istana Bogor baik melalui website resmi Disbudparekraf, web Pemkot Bogor, media hingga selebaran.
Beberapa persyaratan tersebut di antaranya harus memiliki tiket masuk, dilarang membawa barang berisi tas dan makanan, panitia tidak menyediakan penitipan barang dan tidak bertanggung jawab atas kehilangan barang, berpakaian bebas rapi, sopan (tidak menggunakan jeans dan sandal), dilarang membawa kamera dan mengambil gambar di Istana.
"Adanya larangan masuk itu menjadi kewenangan pihak keamanan istana," katanya.
Hari kedua Istura, beberapa masyarakat mengeluh kecewa karena mereka tidak diperbolehkan masuk ke Istana Bogor hanya karena memakai sandal. Ungkapan kekecewaan disampaikan Sutia (66) dan Misriyah (54) yang datang dari Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Mereka tidak diperbolehkan masuk istana karena memakai sandal.
"Saya sudah jauh-jauh dari Pulau Tidung ke Bogor hanya untuk bisa masuk ke Istana Bogor, tetapi ditolak karena saya memakai sandal," katanya dengan nada kecewa.