Rabu 18 May 2016 17:55 WIB

Pemerintah Kediri Dinilai Gagal Lindungi Warganya

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Ilustrasi Pemerkosaan
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis perempuan Yenny Sucipto mengutuk adanya pemerkosaan terhadap 58 anak oleh Sony Sandra alias Koko (63 tahun) di Kediri Jawa Timur. Apalagi, ada dugaan pelaku dan anak buahnya mengancam keluarga korban.

Informasi yang ia dapat, posisi sebagai pengusaha dan dekat dengan elit daerah menyebabkan penanganan kasus ini rawan diintervensi oleh kekuasaan. "Ada korban yang kini telah disuruh keluar dari Kediri. Korban lain diduga menerima uang tutup mulut dari pelaku," kata dia, Rabu (18/5).

Menurut Yenny, hal itu terindikasi dari pesan singkat pelaku kepada orang tua korban. Korban dijanjikan uang sebesar Rp 60 juta dan satu buah motor jika tidak melaporkan perbuatan pelaku kepada kepolisian.

 

Yenny menyebut, kasus kejahatan luar biasa ini merupakan cerminan gagalnya Pemerintah Daerah (Pemda) Kediri melindungi warganya, terutama anak-anak dan perempuan. "APBD hanya untuk program copy paste dari tahun sebelumnya, belum ada terobosan yang progender," ujarnya.

Menurut dia, ke depannya perlu diperkuat upaya pencegahan yang sistemik oleh Pemda Kediri. APBD harus dialokasikan khusus untuk program menjamin perlindungan anak-anak dan perempuan dari ancaman kekerasan seksual di Kediri karena sudah darurat ini. Yenny akan ikut memperjuangkan keadilan korban kasus kekerasan terhadap anak ini ke presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement