Selasa 17 May 2016 14:22 WIB

Harga Sayur Mayur di Denpasar Melambung

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Israr Itah
Pedagang menata sayur mayur (ilustrasi) (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menata sayur mayur (ilustrasi) (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menjelang bulan Romadhan, harga sayur mayur di Denpasar melambung. Bahkan dalam dua pekan terakhir, kenaikan terjadi berulang-ulang sampai tiga kali.

"Ya, memang kenyataannya di pasar seperti itu, kami tidak bisa mengatur harga sayur. Sangat tergantung kondisi pasar," kata Kabid Kerjasama dan Perlindungan Disperindag Kota Denpasar, Jarot Agung Iswahyudi kepada Republika.co.id, Selasa (17/5).

Jarot mengatakan harga sayur mayur sangat tergantung pada pasokan dari luar Bali, terutama Pulau Jawa. Kalau pasokan lancar, maka harganya bisa turun, sedangkan kalau pasokan seret, harga akan naik.

Pedagang eceran sayur mayur di Busung Yeh, Denpasar Barat, Muhyidin, mengaku tidak bisa menyiapkan wortel, karena harga di pasar sudah sangat tinggi. Karena itu katanya, kalau dia membeli wortel, akan sulit menjualnya.

"Bayangkan harga wortel sebesar telunjuk, belinya Rp 1.000 per biji. Terus saya jualnya berapaan. Kalau mahal nggak ada yang mau, dan kalau menyimpan kelamaan, barang akan busuk," katanya.

Pedagang sayur di Monang Maning, Sumarni mengemukakan, kalau wortel dan kentang sudah naik sejak dua pekan lalu. Wortel lokal sebutnya, biasa dijual Rp 10 ribu per kilogram, terus naik, kini jadi Rp 20 ribu per kilogram.

"Kalau wortel impor lebih mahal lagi, harganya di atas Rp 40 ribu per kilogram. Saya tidak jualan wortel untuk sementara," katanya.

Sementara itu, harga kentang juga mengalami kenaikan, per kilogram Rp 16 ribu. Tapi kata Sumarni, kalau kentang naiknya tidak seberapa, walau pun harga sekarang dinilainya sudah sangat tinggi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement