REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Pelni Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau mengatakan kerusakan yang dialami KM Sabuk Nusantara 30 dan 39 sejak Februari 2016 ternyata belum diperbaiki sampai sekarang.
"Kami sudah menyurati pemerintah pusat Februari 2016, tapi tidak ada informasi dari pusat," kata Kepala Operasi PT Pelni Tanjungpinang Ismed di Tanjungpinang, Senin.
Sampai saat ini, kata dia, Pelni Tanjungpinang tidak mengetahui penyebab terkendalanya perbaikan KM Sabuk Nusantara 30 dan 39 oleh pemerintah pusat.
"Kerusakan kipas yang merupakan kerusakan paling fatal di masing-masing kapal ini, juga sudah kami laporkan. Tapi, belum ada tindak lanjut dari Pusat," ujar Ismed.
Menurut dia, pihak Pelni tidak bisa berbuat dengan alasan anggaran perbaikan kapal berada di Kementerian Perhubungan, termasuk hitungan total anggaran perbaikan kapal yang diakui Ismed, bukan wewenang Pelni.
Ketidakjelasan pihak Pelni tersebut sangat mengecewakan Kerukunan Keluarga Tambelan. Karena ternyata, kerusakan dua kapal milik negara tersebut tidak juga diperbaiki hingga mengancam kesejahteraan masyarakat Tambelan.
"Pihak mana yang mau bertanggung jawab, jika masyarakat Tambelan nekat berangkat dengan kapal ikan, lalu terjadi musibah di tengah laut sana," tegas Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Tambelan di Tanjungpinang Robby Patria.