Senin 16 May 2016 20:06 WIB

Hujan Angin Diperkirakan Landa Riau Pekan Ini

Seorang petuga BMKG melakukan pemantauan (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang petuga BMKG melakukan pemantauan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, hujan disertai angin kecang berpeluang besar terjadi yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Riau pada pekan ini.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Senin (16/5), menyebut, kondisi cuaca hujan disertai anging kencana atau seperti sekarang ini menandakan musim pancaroba atau cuaca sering berubah-ubah tidak menentu belum berakhir.

"Itu berarti kita saat ini, masih masuki musim pancaroba. Cuaca sering berubah-ubah tidak menentu diperkirakan berlangsung sampai pertengahan Mei. Tapi pekan ketiga, kami perkirakan mulai masuk musim kemarau," paparnya.

Menurut dia, kondisi cuaca di Riau dalam sepekan ke depan secara umum diperkirakan cenderung cerah hingga berawan terutama pada siang hari dengan temperatur maksimum 32 sampai 34 derajat Celcius.

Namun pada malam hari malam temperatur minimum sekitar 23 hingga 25 daerajat Celcius dengan kelebaban udara maksimal 93 sampai 98 persen dan kelebaban udara minimal 53 hingga 58 persen.

Akan tetapi, lanjut Slamet, potensi hujan berpeluang terjadi dengan intensitas ringan sampai sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang secara tidak merata di wilayah Riau karena dipengaruhi pergantian musim.

"Hujan intensitas ringan hingga sedang berpeluang terutama di wilayah Riau bagian pesisir pada siang atau sore hari, lalu wilayah Riau bagian Utara, Selatan dan Tengah pada pagi atau malam hari," katanya.

BMKG juga merilis data titik panas berdasarkan pantauan satelit Terra-Aqua di wilayah Sumatra sebanyak 11 titik yang tersebar pada empat provinsi yakni Sumatra Utara 4 titik, lalu Bengkulu 3 titik serta Sumatra Selatan dan Riau sama-sama berbagai 2 titik panas.

"Untuk 2 titik panas di Riau terkonsentrasi di Kabupaten Pelalawan, tapi yang menjadi titik api nihil. Tidak hanya di Riau, melainkan di Sumatera," ucap Slamet.

Pemprov Riau belum mencabut status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan, sebagai upaya dalam mempercepat pencegahan dan penanggulangan kebakaran setelah ditetapkan pada 7 Maret 2016 dan berlaku dalam tiga bulan.

"Beberapa kabupaten/kota di Riau sudah tetapkan status siaga darurat kebakaran lahan, maka kita mengakomodirnya untuk disampaikan ke pusat," kata Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement