Senin 16 May 2016 16:12 WIB

Imparsial: Isu Kebangkitan Komunis Hanya Ilusi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Teguh Firmansyah
Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf Hari Santoso menunjukkan lima judul buku Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disita dari sebuah mal, di Kodim 0712 Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/5).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf Hari Santoso menunjukkan lima judul buku Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disita dari sebuah mal, di Kodim 0712 Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia sedang diusik oleh isu kebangkitan komunisme. Menurut Direktur Imparsial Al Araf, komunisme sebenarnya tak lagi menjadi ancaman serius bagi sebuah negara.

Dia menjelaskan, komunisme telah lama runtuh pascaperang dingin. Terlebih, negara-negara seperti Cina dan Korea Utara yang berideologi komunis kini sudah bergeser pahamnya menjadi kapitalis, mesipun partainya tetap komunis.

Sehingga, dia meyakini bahwa isu kebangkitan komunisme hanya sebuah ilusi.  "Masyarakat jangan terjebak ilusi tentang kebangkitan komunisme itu," kata dia di Kantor Staf Presiden (KSP), Senin (16/5).

Araf mengingatkan pemerintah agar tidak bertindak berlebihan dalam menanggapi isu komunis. Pemerintah tak boleh melarang warga membaca buku tentang komunis. Sebab, orang yang membaca buku komunis tak serta merta menganut paham tersebut. Bisa jadi, orang yang bersangkutan justru ingin mengkritik paham komunisme.

"Keliru kalau memroses hukum seseorang yang membaca buku komunisme. Sementara, di kampus orang yang baca buku Karl Marx disebut bagian dari akademis," ucapnya.

Araf memandang, isu kebangkitan komunisme dibangkitkan sebagai bagian dari propaganda untuk membenamkan isu sesungguhnya, yakni membongkar kasus pelanggaran HAM 1965. Menurutnya, setiap ada upaya mengungkap kasus kejahatan 1965, selalu ada counter propaganda terkait isu kebangkitan komunisme.

Baca juga, Pemerintah Ingatkan Paham Komunis Masih Dilarang di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement