REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Bakal calon ketua umum (Caketum) Partai Golkar, Ade Komaruddin (Akom) mengusulkan agar Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai ikon partai Golkar. Hal itu disampaikan Akom dalam kampanye di zona III Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali.
Akom ingin membuat Golkar memiliki ikon seperti yang dimiliki oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki ikon Presiden RI Pertama Sukarno.
Menurutnya, Golkar adalah partai kekaryaan. Kekaryaan ini merupakan warisan dari Soeharto. Sepatutnya, kader Golkar masa kini melanjutkan apa yang sudah diwariskan oleh Soeharto.
"PDI Perjuangan punya ikon, kenapa Golkar tidak buat Pak Harto sebagai ikon," ujarnya di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/5).
Ketua DPR RI itu menambahkan, semasa Orde Baru, Presiden Soeharto yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Golkar mampu memenangkan Golkar dengan doktrin kekaryaan untuk membangun masyarakat.
Seharusnya, semangat seperti itu dibangun kembali. Terlebih, masih ada keluarga Cendana yang turut hadir di Munaslub Golkar kali ini.
Akom menegaskan, selama masa kepemimpinan Soeharto, Golkar tidak berapa dalam kondisi konflik seperti yang terjadi pada Golkar satu setengah tahun belakang. Di era Soeharto, partai tidak mengenal perpecahan. Justru yang terjadi adalah harmonisasi.
"Pak Harto tidak perah mengenal perpecahan, tapi harmonisasi," tegasnya.