REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kerajinan rotan asal Papua makin diminati, bahkan dipasarkan di beberapa daerah di wilayah Papua.
Salah seorang pengrajin kursi rotan Ana, di Jayapura, Selasa, mengatakan, kursi lokal produksi perajin di Kota Jayapura, Papua, tak kalah kualitasnya bila dibandingkan dengan buatan daerah lain dan luar negeri.
"Kami sudah kirim pesanan kursi rotan ke Puncak Jaya, Yahukimo, Serui, Nabire, Timika. Peminatnya dari kalangan pejabat atau restoran dan cafe serta masyarakat yang ingin menambah koleksi kursi rotannya," katanya.
Ana mengatakan, selama membuka usaha kerajinan kursi rotan, pendapatannya sebagai pengrajin tidak bisa dipastikan. Jika natal dan lebaran kursi ini bisa laku sebanyak 70-80 set.
Menurut dia, kursi rotan buatannya bisa tahan hingga 20 tahun asal perawatannya bagus dan tidak terpapar langsung matahari dan hujan. ringan dan anyaman kursi ini jauh lebih mudah dibersihkan.
"Sebagian bahannya kami datangkan dari luar Papua dan rotan asli Papua. Ada yang terbuat dari rotan fitri dan batang encegondok. Bentuknya kelihatan semua. Tak seperti kursi busa yang tidak keliatan isinya,"katanya.
Ia menjelaskan, penjualan dan memproduksi aneka kursi rotan anyaman, selain kursi untuk ruangan tamu, ada juga kursi goyang dan kursi santai.
"Biasanya dibikin sesuai dengan kemauan pembeli bisa menghabiskan waktu dua minggu dan dikerjakan dua orang. Satu pasang 2 kursi satu meja, harga bervariasi mulai Rp 4 juta hingga Rp 2,5 juta tergantung bentuk dan ukurannya. Kursi ini paling laris saat Natalan dan Lebaran Idul Fitri,"katanya.