REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike yakin, kebijakan 3 in 1 yang hanya berlaku sore hari, tidak akan berdampak apa-apa. Justru, kata dia, yang perlu dipikirkan saat ini adalah bagaimana agar pemerintah bisa membenahi fasilitas publik terlebih dahulu.
“Kita dorong dulu pengadaan bus, yang masih jauh dari ideal itu,” kata Yuke kepada Republika.co.id, Senin (9/5).
Kebijakan penerapan 3 in 1 pada sore hari adalah keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia beralasan kebijakan itu membuat Pemprov DKI menjadi lebih mudah dalam mengontrol para pekerja kantoran menggunakan kendaraan.
Yuke mengatakan saat ini memang sudah ada penambahan bus dari Pemprov DKI. Namun, lanjut dia, jumlahnya masih jauh dari ideal.
Karena itu, Yuke meminta kepada pemerintah agar berfokus kepada pembenahan kendaraan umum, rute-rute jalan, dan hal-hal lain yang terkait dengan fasilitas publik. “Kalau mau terapkan 3 in 1 ya sekalian saja sore dan pagi. Karena kalau sore saja menurut saya gak akan berpengaruh banyak,” jelas wakil rakyat faksi PIDP tersebut.
Dalam penerapan peraturan baru 3 in 1 tersebut, menurut Yuke, Ahok hanya berdasarkan pada adanya masalah sosial, yakni banyak joki-joki di jalanan yang kadang juga memanfaatkan anak di bawah umur. Padahal, kata Yuke, kedua hal tersebut adalah masalah yang berbeda.
“Tidak bisa begitu. Kalau masalah ekspoitasi itu kan beda, karena itu ada yang ngurusin ada sendiri, seperti dinas sosial atau polisi setempat,” ujar dia.