REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay meluruskan pemberitaan mengenai pernyataan dirinya terkait kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswi SMP di Bengkulu, YY. Dalam pernyataannya di salah satu media tersebut, Saleh diberitakan mempermasalahkan korban YY yang berjalan sendirian hingga menyebabkan kejahatan keji tersebut terjadi.
"Pemberitaan yang menyebut bahwa saya seakan-akan menyalahkan korban pada kasus pemerkosaan YY di salah satu media itu perlu diluruskan dan didudukkan sebagaimana mestinya," kata Saleh kepada Republika.co.id, Sabtu (7/5).
Saleh menyampaikan, berita tersebut secara nyata keluar dari konteks dan semangat seluruh isi berita yang semuanya justru menyalahkan para pelaku dan menuntut agar mereka dihukum berat.
Hal ini penting kata Saleh, mengingat pemberitaan yang keliru itu sangat merugikan dan memicu banyak komentar tidak baik. Termasuk salah satunya tanggapan dari koordinator Satgas Perlindungan Anak yang kemudian dimuat di beberapa media.
(Salah satunya Republika, http://republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/05/06/o6qr21330-satgas-pa-sayangkan-pernyataan-ketua-komisi-viii-dpr-soal-kasus-yy)
"Sayang sekali, sebelum memberikan pernyataan, (Satgas PA) tidak ada usaha mengkonfirmasi langsung terkait hal itu kepada saya," kata Saleh.
Lantaran itu kata Saleh, pihaknya juga telah menegur pewarta dan media yang bersangkutan guna meluruskan pemberitaan tersebut. Menurutnya juga, judul dan isi berita yang dimuat sebelumnya terkesan menggiring opini pembaca seakan-akan pihaknya menyalahkan korban.
Ia juga menyebut ada konteks yang misleading dalam memahami pernyataannya tersebut.
"Ada satu kalimat yang sangat bertentangan dengan hampir semua bagian lain dalam berita itu," katanya.
Politisi asal PAN tersebut pun merasa dirugikan atas pemberitaan yang jelas-jelas bertentangan dengan sikap dan pandangannya terhadap kasus YY.
"Kasus YY adalah musibah yang sangat menyedihkan, dan saya mengutuk keras pelaku dan itu jelas sikap dan pandangan saya," kata dia.
Sebelumnya, pada Jumat (6/5) kemarin, Koordinator Satuan Tugas Perlindungan Anak, Ilma Sovri Yanti menyayangkan pernyataan Ketua Komisi VIII Saleh P Dauley saat mengomentari kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswi SMP di Bengkulu, YY. Dalam pernyataannya yang dikutip pemberitaan media, Saleh terkesan mempermasalahkan korban yang berjalan sendirian di tengah kebun sebelum peristiwa naas itu terjadi, yang kemudian membuka ruang bagi 14 pelaku untuk berbuat jahat.