Senin 02 May 2016 17:43 WIB

‎BMKG: Gempa Tanggamus Akibat Subduksi Lempeng

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bayu Hermawan
Pemandangan di Tanggamus, Lampung
Foto: panoramio.
Pemandangan di Tanggamus, Lampung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi berkekuatan 5,8 pada Skala Richter (SR) menguncang wilayah Lampung dan Banten pada Senin (2/5) pagi.

Pusat gempa terletak pada 5,41 Lintang Selatan dan 104,33 Bujur Timur, tepatnya di daratan pada jarak 28 kilometer arah barat daya Tanggamus, Lampung dengan kedalaman hiposenter 127 kilometer.

Berdasarkan keterangan resmi dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa dirasakan cukup kuat di berbagai daerah di Lampung.

Berdasarkan informasi peta tingkat guncangan BMKG, tampak bahwa guncangan gempa bumi di daerah Krui, Liwa, Tanggamus, Kota Agung, dan Bandar Lampung mencapai skala intensitas IV MMI.

Karena hiposenter gempa bumi ini berada di kedalaman menengah, maka gempa bumi ini memiliki spektrum getaran yang cukup luas sehingga getaran gempa ini dapat dirasakan hingga di Tangerang, Jakarta, dan Bandung dalam skala intensitas I-II MMI.

Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa yang terjadi.

Gempa bumi Tanggamus ini jika ditinjau dari letak episenternya berada di dekat dengan zona sesar Sumatra. Namun demikian, gempa ini tidak dibangkitkan oleh aktivitas sesar aktif tersebut.

Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa tersebut merupakan gempa menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Hiposenter gempa terletak di zona Benioff, yaitu zona subduksi lempeng yang sudah menukik di bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi yang terjadi dibangkitkan oleh penyesaran oblique, yaitu kombinasi penyesaran naik dan mendatar dengan dominasi pergerakan naik. 

Terkait dengan peristiwa gempa bumi ini, masyarakat diimbau untuk tidak perlu khawatir karena gempa ini bukan gempa dangkal sehingga tidak berpotensi merusak. Potensi gempa susulan tetap ada tetapi kekuatannya akan semakin kecil dan tidak membahayakan.

Daerah Lampung memang merupakan kawasan rawan gempa karena lokasinya yang berdekatan dengan zona subduksi lempeng dan wilayahnya yang dilintasi zona sesar Sumatra. Gempa bumi merusak yang terakhir terjadi di Lampung adalah gempa Liwa yang terjadi pada 15 Februari 1994.

Gempa ini mengakibatkan kerusakan parah di daerah Liwa dan sekitarnya. Berdasarkan laporan, sebagian besar bangunan rumah di daerah Liwa mengalami rusak berat dan roboh. Tak kurang dari 196 jiwa dari beberapa desa dan kecamatan di Lampung Barat meninggal dunia, sementara jumlah korban yang terluka hampir mencapai 2.000 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement