Senin 02 May 2016 05:30 WIB

Melecut Kebangkitan Umat (Catatan Mengenang Kiai Ali Mustafa Yaqub)

Red: M Akbar
Ali Mustafa Yaqub

Nah, misal kelak ada konvoi zikir atau shalawat berkendara, mereka bisa tertarik. Pengganti takbir keliling. Siapa tahu ketika konvoi itu lewat bisa membuat sanksi moral remaja yang pacaran di jalan, pelacur jalanan, tempat hiburan, dan semisalnya.

Logikanya: saat orang bermaksiat di hadapan orang banyak yang mengumandangkan kalimat thayyibah, pasti orang itu malu. Tidak perlu kekerasan atau pengusiran. Sisi lain, remaja konvoi bisa terbiasa melafazkan zikir dan shalawat setiap berkendara. Misal namakan Majelis Konvoi Dzikir Indonesia, atau apa saja. Kita perlu meneladani Rasul. Dakwah dengan cara cerdas, pas menempatkan porsi, memanusiakan manusia.

Berdakwah dengan persuasif dan memahami sarana atau hal yang digemari sasaran yang didakwahi. Tanpa keluar dari syariat, tanpa mengganggu sasaran dakwah dengan tetap menyisipkan nilai Islami dan membuat nilai-nilai itu menjadi kebiasaannya.

Momen titik nadir sengkarut republik saat ini, momentum pas bagi umat bersatu dan bangkit membela masalah keumatan dan kemaslahatan rakyat. Mari buang sekat kelompok. Singkirkan kepentingan sesaat. Prioritaskan kepentingan umat dan rakyat.

Telitilah: ketika anak dan remaja diusir dari masjidnya, mereka lari ke jalanan. Ketika tokoh Islam berseteru dan kelompok Islam mau diadu, umat ditarik kaum sekuler dan aliran sesat lain. Mereka memanfaatkan perpecahan umat. Diperparah siaran TV yang merusak, menjauhkan nilai Islami, mendidik hidup instan, dan permisif.

Semoga para kiai, ulama, dan tokoh umat tidak lagi tergiur ragam kepentingan, tetapi memprioritaskan masalah umat. Semoga syiar Islam terus berkembang dengan pelbagai pola menarik yang tak keluar syariat. Lalu, saling menghargai dan mendukung varian dakwah itu. Terus menambah jumlah media Islam.

Kerusakan sosial semakin akut. Perpecahan umat makin mengkhawatirkan. Kita butuh sosok seperti almarhum Kiai Yaqub dan Habib Mundzir. Kita butuh pemersatu. Jangan lagi mau diadu. Mari membumikan lagi ibadah sosial. Mari bangkitlah dan bersatu. Umat Islam Indonesia memiliki potensi menjadi penentu masa depan Nusantara dan dunia di masa kini dan selanjutnya. Yakinlah. Insya Allah. Bismillah ....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement