Ahad 01 May 2016 11:44 WIB

Tasikmalaya Dilanda 132 Bencana Sepanjang Awal 2016

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nur Aini
Penduduk berjalan digenangan banjir luapan Sungai Citanduy dan Cikidang, di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (17/3). Banjir mengakibatkan sedikitnya 500 rumah terendam.
Foto: Republika/Fuji E Permana_C10
Penduduk berjalan digenangan banjir luapan Sungai Citanduy dan Cikidang, di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (17/3). Banjir mengakibatkan sedikitnya 500 rumah terendam.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kabupaten Tasikmalaya termasuk kabupaten yang rawan bencana alam, terutama bencana longsor dan pergerakan tanah di musim penghujan. Empat bulan pertama tahun ini sudah terjadi 132 peristiwa bencana alam.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin mengatakan, bencana alam yang terjadi di Tasikmalaya didominasi bencana longsor. Dari 132 bencana alam yang terjadi sebanyak 109 bencana longsor.

"Kerugan dari 132 peristiwa bencana tersebut mencapai delapan miliar empat ratus empat uluh juta rupiah," kata Kundang kepada Republika.co.id, Ahad (1/5).

Dari 132 peristiwa bencana alam, dikatakan Kundang, yang paling susah ditangani bencana longsor di Kecamatan Karangjaya. Di sana ada 19 titik longsor.

Menurutnya, mengapa sulit ditangani karena karena jalan penghubung antardesa ambruk. Sementara, di sebelah kanan dan kiri jalan tersebut ada tebing dan gunung.

"Tapi bencana yang di Karangjaya tidak membahayakan warga, kerugiannya aktivitas ekonomi masyarakat putus," ujar Kundang.

BPBD saat ini masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi di wilayah Karangjaya. Sementara, warga di dekat lokasi terjadinya jalan ambruk harus menggunakan jalan alternatif. Menurut Kundang, jalan alternatif tersebut bisa digunakan warga namun harus memutar sangat jauh.

Kundang menyampaikan, sebelumnya hanya anggota BPBD yang menanggulangi bencana alam di lapangan. SKPD lainnya terlibat dan membantu tapi tidak di lapangan. Kedepannya, semua SKPD akan membantu BPBD di lapangan jika terjadi bencana alam. Tujuannya agar penanggulangan bencana bisa lebih cepat dan efektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement